Senin, 06 April 2009
Ulang Tahun Nelayan Indonesia
Hari Nelayan Indonesia - Enam April, kali ini sepi. Seluruh komponen bangsa ‘tersibukkan’ perayaan Pemilihan Umum, yang sebenarnya tidak lebih istimewa, semacam rutinitas lima tahunan, tanpa perubahan. Bagai potret nasib nelayan, tak berubah. Terlupa dan tergilas. Industri tambang berkontribusi terhadap perusakan perairan dan perikanan, sebuah fakta yang layak direnungkan di hari Nelayan.
Sejumlah Koran yang setiap hari memenuhi dengan pemberitaan seputar kampanye dan Situ Gintung—lebih tepatnya kampanye di Situ Gintung, juga melupakan hari nelayan. Tak ada berita tentang perayaan hari nelayan, tak ada profil nelayan luar biasa, yang tiap hari mempertaruhkan nyawa, demi ikan segar yang terhidang di piring-piring penduduk perkotaan miskin hingga kaum the have. Bahkan jika anda berkunjung ke www.dkp.go.id, situs Departemen Kelautan dan Perikanan RI (DKP) tak ada satu kalimat pun menyinggung hari Nelayan. Ucapan selamat pun tak tampak.
Fakta ini, isyarat betapa nelayan Indonesia akan terus tergilas dan terlupa. Sejumlah nelayan kita juga tertangkap di perairan Australia bernasib mengenaskan. Kapal mereka dibakar di lautan, mereka diproses pengadilan, sebelum akhirnya dicampakkan di bandara Kupang. Tak satupun aparat pemerintah menyambut kedatangan nelayan di bandara. Sepanjang 2007 sebanyak 980 nelayan yang merupakan awak 119 kapal ikan Indonesia ditangkap. Bahkan tahun sebelumnya, sekitar 2.500 nelayan dan 365 kapal ditangkap otoritas Australia.
Sungguh berbeda dengan mudahnya hilir mudik kapal asing di perairan Indonesia. Bahkan, sejumlah perusahaan perikanan asing mengkapling lautan sedemikian bebasnya di sejumlah perairan, seperti perairan Bali Utara, perairan Sapeken dan Kangaian Madura. Dan sejumlah perairan pesisir Sumatra dan Kalimantan. Mereka bahkan menggunakan bahan peledak, pukat harimau, dan sejenis alat tangkap yang kerap mengalahkan nelayan kita.
Perairan Indonesia bagai surga bagi nelayan asing dan medan perang bagi nelayan tradisional, mereka terkepung dari berbagai penjuru. Di samudera lepas kalah oleh kecepatan nelayan asing dengan peralatan canggihnya. Di pesisir pantai hingga 12 mil, mereka disibukkan gangguan-gangguan operasi perusahaan tambang baik skala kecil dan besar.
Mestinya kita berterimaksih kepada enam juta nelayan dan petambak tradisional Indonesia. Merekalah Pahlawan protein, yang menyediakan pemenuhan protein utama bagi penduduk negeri kepulauan ini.
refensi : SOLOPOS, ICTWOMEN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Itulah... nelayan petani dinegeri ini hanyalah pion-pino kecil yang dipermainkan.. yang nantinya akan didepak kalo si raja udah sampai ke rencana yang dituju.
BalasHapushidup nelayan indonesia!
BalasHapusmet ultah nelayan....
BalasHapusLaut Adalah Sumber Kehidupan
BalasHapusMari STOP ILLEGAL FISHING.
maju terus nelayan Indonesia...
BalasHapusbaru tahu nih.. setelah baca postingan mas Luqman bahwa ada hari Nelayan Indonesia di Bulan April ini...
BalasHapusthanks info nya ya... dan thanks for visitting my blog
semoga para nelayan indonesia bisa lebih makmur ;)
BalasHapusserumah suka makan ikan. hidup nelayan !!
BalasHapusstimulus bwt nelayan , mereka butuh kapal yg lbh tangguh
BalasHapusselamat ulang tahun,,
BalasHapusmet ultah nelayan, moga tangkapannya tambah gede hehehe
BalasHapusmet ultah nelayan, moga tangkapannya tambah gede hehehe
BalasHapusselamat ulang tahun nelayan indonesia :) semoga tahun ini laut nusantara lebih banyak menghasilkan rejeki yg barokah buat para nelayan supaya bisa hidup lebih makmur. aamiin.
BalasHapusperlindungan dan perhatian buwat nelayan hampir nggak ada...
BalasHapusMet Ultah aja buat, buat nelayanku...
BalasHapussungguh ironis...
BalasHapusindonesia yang dikatakan sebagai negara kelautan,sungguh kurang memperhatikan nasib dan kesejahteraan nelayan.....
selamat ulang tahun nelayanku....
tanpa kamu tak akan ada ikan yang terhidang di piring makanku
Semoga nasip petani dan nelayan semakin di perhatikan...
BalasHapusmet ultah ya nelayan...
BalasHapus