Sebuah kalimat dari presiden pertama kita Soekarno yang sangat charming adalah "Saya dipuja sekaligus dicercah..." Didalam perjuangan sebagai presiden RI untuk exist diantara arena internasional dia pernah mengatakan dengan berani: "Go to hell with your aid..!" Membuat pemimpin-pemimpin negara barat menyeganinya. Di Belanda nama Soekarno lebih dikenal dari pada nama presiden RI yang lainnya. Soekarno memang dilahirkan di Jawa Timur dimana adalah biasa orang2 mengatakan sesuatu dengan apa adanya ditambah dia menikmati pendidikan dizaman Belanda. Dimana bukan kebetulan pepatah yang terkenal dari negara kincir angin adalah: “Eerlijkheid duurt het langst...” yang kalau diterjemahkan berarti kejujuran akan berlangsung lebih lama dari kebohongan...
Presiden lain yang juga terkenal dengan kecharmingannya didunia adalah John F Kennedy. Dalam kunjungannya ke Berlin dia mengatakan dengan berani: “Ik ben Berlinner...”, saya adalah warga Berlin ... dimana warga Berlin merasa terharu mendengarnya.
Sebuah kalimat memang mampu meyakinkan dunia namun juga sebuah kalimat mampu juga membuat kedasyatan jika kita ucapkan... seperti pada pertikaian antara RI & Malaysia ... “Ganyang Malaysia ...!”
Didalam setiap relasi untuk menjaga rasa sayang maka banyak orang-orang bijak memberi nasihat agar pada banyak kesempatan sebanyak mungkin kita tidak malu mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi bahwa kita mencintai mereka.
Tetapi disebuah relasi sebuah kalimat provokasi/kebohongan/fitna mampu menghancurkan semuanya. Kita diberi 2 telingah, 1 otak & 1 mulut artinya kita harus me milah-milah apa yang kita dengar & dengan otak kita kita sejogjanya mengolah apa yang kita dengar dengan bijak & mengatakan sesuatu dengan kebijakan & kebenaran...
Kalimat tersusun dari kata-kata jadi itulah kekuatan dari kata-kata. Mulut-mu hariamau-mu setiap kata yang keluar dari mulut kita itu ada tuahnya, self-fulfilling prophecy artinya apa yang diucapkan dengan mulut kita sebenarnya dapat menjadi ‘kebenaran’ dalam arti kebohongan yang menjadi kebenaran untuk diri yang mengucapkannya.
Hidup yang paling enak adalah bila kita tidur tiap malam & kita tau kita tidak membohongin orang lain ter lebih kita tidak membohongin diri kita sendiri.
Anak panah yang telah ditembakan, kata-kata yang telah diluncurkan... maka kita tidak mampu menariknya kembali... Seandainya terjadi perdamaian maka diibaratkan bila kita menancap sebuah paku didinding, pakunya bisa kita ambil namun lubangnya tetap membekas abadi...
betul aneh tenan, nganti mumet macane
BalasHapus