Apakah berbadan gemuk itu aib?? Ya! Karena masih lebih banyak orang kurus karena kelaparan. Tidak!! Karena anda memang mampu dan suka makan yang enak-enak dari rizki yang halal, atau anda memang keturunan gemuk.
Dalam buku-buku pedoman tentang nutrisi dan kesehatan, kegemukan dituduh sebagai sumber segala penyakit yang mengerikan seperti jantung, paru-paru, tekanan darah, diabetes serta kanker. Gemuk artinya tidak bisa membatasi makan dan kelebihan lemak menumpuk, badan menggembung, lamban, nafas mudah sesak dan mengundang penyakit. Gemuk itu buruk dari segi kesehatan maupun penampilan. Para ahli nutrisi sepakat bahwa orang-orang gemuk akan jauh lebih sehat apabila mereka berusaha menguruskan badan. Semboyan
“Big is Beautiful” yang mencuekkan berat badan, adalah konsep yang salah. Bukti bahaya kegemukan cukup meyakinkan. Maka
(terutama) para wanita gemukpun bangkit dan mengobarkan perang melawan lemak dengan diet yang ketat dan olah raga memeras keringat supaya lebih kurus. Sayangnya bagi yang berhasil, mereka segera menggemuk lagi setelah diet dihentikan. Lemak yang diusir tidak pergi untuk selamanya. Mereka kembali datang dengan lebih cepat. Ternyata mereka kalah dalam peperangan melawan lemak.
Korban sampinganpun banyak terjadi. Mereka tidak lagi bersikap netral tapi terlanjur berprasangka terhadap tubuh dan makanan, seperti sikap melecehkan wanita gemuk, membenci masakan Padang karena penuh kolesterol. Juga timbul kebencian terhadap diri sendiri
(kapan saya dapat jodoh kalau badan bulat begini). Tersiksa oleh kebiasaan memilih dan menakar makan, oleh efek samping seperti sakit maag dan diskriminasi siapa boleh ikut kontes siapa yang tidak. Banyak orang menjadi tidak damai dengan tubuhnya sendiri karena gemuk atau karena takut gemuk.
Agaknya kelebihan lemak sebenarnya tidak apa-apa. Menurut penelitian Dr. Steven Blair, penulis buku
"Fit and Fat", angka kematian orang gemuk yang bugar adalah 50% lebih rendah dari orang berbadan normal tapi tidak bugar. Analisa statistik selama 12 tahun di Canada menunjukkan bahwa gemuk terbukti merupakan pelindung terhadap bahaya kematian, sementara terlalu kurus dan terlalu gemuk menunjukkan resiko kematian yang lebih tinggi. Oprah Winfrey selebriti yang kaya raya dan mendunia bersemboyan:
Jangan kurus! Tetapi sehat, kuat dan bugar. Sebenarnya ide Ramah Lemak atau
Fat Acceptance atau Biarin Gemuk sudah lama ada. Diantaranya gerakan
Health at Every Size disingkat HAES atau
“Sehat Untuk Semua Ukuran (SUSU)” yang dipelopori oleh Prof. Linda Bacon, seorang ahli nutrisi.
Gerakan ini mendukung semua orang gemuk, kurus, cebol, jangkung untuk menangani kesehatan secara langsung dengan menganut perilaku sehat. Pemikiran sederhananya adalah bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan adalah dengan menghormati tubuh kita. Bahwa kesehatan yang baik dapat terwujud dengan sempurna terlepas dari pertimbangan gemuk atau kurus. Menganut kebiasaan hidup sehat semata-mata demi tujuan kesehatan dan kesejahteraan bukan untuk mengendalikan berat badan. Gerakan SUSU mendorong kita menerima dan menghormati keragaman ukuran dan bentuk tubuh manusia. Makanlah dengan cara yang fleksibel dengan mengutamakan kenikmatan dan menghormati isyarat internal seperti lapar, kenyang dan selera makan. Mencari kesenangan dalam menggerakkan tubuh dan kesenangan merasakan badan yang lebih cergas.
Gerakan Sehat Untuk Semua Ukuran memungkinkan kita mempertahankan perubahan dengan perilaku jangka panjang, berbeda dengan cara diet. Juga mendorong kita untuk menerima ukuran tubuh apa adanya, mengurangi diet dan meningkatkan kesadaran dan respon terhadap isyarat tubuh yang memberikan petunjuk kesehatan. Adapun nasehat yang tak kalah ampun: “Jangan makan sebelum lapar dan berhentilah makan sebelum kenyang!” …………… Jadi, biarin deh gemuk.