Bisa dikatakan pengumuman SNMTN akan sangat mempengaruhi keimanan. Bukan hanya pengumuman SNMPTN ya, melainkan pengumuman disini mengalami generalisasi makna ke pengumuman-pengumuman kelulusan lainnya. Karena waktu ini masa menunggu pengumuman SNMPTN, maka bahasanya Pengumuman Kelulusan SNMPTN.
Kalau kita lulus tentunya kita pasti akan sangat bersyukur, berucap alhamdulillah, dan mungkin menangis bahagia. Tapi itu saja tidak cukup, terkadang jika kita lulus kita juga bisa jadi merasa sombong, merasa pintar hingga akhirnya selang beberapa waktu dari pengumuman, kita lupa bahwa kita lulus adalah berkah dari Allah. Usaha yang kita lakukan adalah 50% dan 50% nya lagi adalah campur tangan Allah. Jika Allah menghendaki kita lulus, maka kita akan lulus, akan tetapi, jika Allah masih menangguhkan yang terbaik untuk kita, maka kita akan ditunda dulu kelulusannya.
Lain halnya dengan seorang yang tidak lulus SNMPTN. Ada orang yang tidak lulus dengan menerima dengan ikhlas dan tetap semangat untuk berjuang dan selalu berpikir bahwa mungkin ini adalah skenario Allah yang paling baik, ada juga orang yang tidak lulus kemudian merasa down berlebihan, akhirnya tidak percaya akan apa yang telah menimpa dirinya, jadi bersu’udzon kepada Allah, meninggalkan huznudzon kepada Allah, dan berpikir bahwa semua usahanya sia-sia. Inilah bentuk ujian keimanan yang kedua. Ketika merasa nikmat lulus diuji, tapi ketika merasakan tidak lulus juga diuji. Sesungguhnya Allah ingin melihat bagaimana bentuk keistiqomahan kita ketika terjadi hal seperti ini, saat kita lulus atau tidak. Dan percayalah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan membebankan seseorang di luar kemampuannya.
Lulus tidak lulus adalah suatu hal kecil di mata Allah tapi sering sekali kita memaknainya terlalu besar, seperti di ambang hidup dan mati, akhirnya ketika suatu keputusan ditimpakan kepada kita, maka akan sangat luar biasa efeknya bagi kita, atau setidaknya kita terlalu memaknainya begitu.
Saya mengucapkan selamat bagi yang lulus dan tetap semangat bagi yang ‘kurang beruntung’..…
Jumat, 31 Juli 2009
Rabu, 29 Juli 2009
KASTA
Seperti kita ketahui di dalam Hinduism dikenal adanya empat bentuk kasta utama, yakni Brahmana, Ksatria, Waisha dan Sudra. Secara umum keempat bentuk kasta tersebut merupakan lapisan strata sosial dalam kehidupan masyarakat, dengan kedudukan dan peran mereka mereka masing-masing.
Kasta tertinggi adalah Brahmana. Orang-orang yang berada pada kasta ini merupakan para pendeta dan ahli-ahli hukum agama yang menerapkan berbagai norma dan aturan dalam kehidupan yang mereka peroleh dari dewata. Kaum Ksatria adalah lapis kedua yang terdiri dari para raja, pangeran dan petinggi negara. Mereka berfungsi sebagai pemerintah penyelenggara kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan hukum-hukum dari para dewata.
Kasta ketiga yang memiliki kedudukan cukup tinggi adalah Waisha. Kaum Waisha adalah para pedagang dan wirausahawan. Mereka berperan dalam perdagangan dan penyelenggaraan kehidupan perekonomian. Sedangkan kasta terendah dalam sistem ini adalah kasta Sudra, yang dalam konsep Hinduism adalah rakyat jelata, yang mengabdi kepada negara dan sekaligus dilindungi oleh negara.
Beranjak dari konsep Kasta tersebut, kita mencoba untuk menjabarkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada masyarakat modern sekarang ini. Dari kedudukan dan fungsinya, Brahmana mungkin dapat kita samakan dengan para pembuat peraturan perundang-undangan dalam negara/wilayah yakni LEGISLATOR. Kaum Ksatria dapat kita setarakan dengan APARATUR PEMERINTAH yang bertugas melaksanakan berbagai aturan yang telah dikeluarkan oleh legislator dalam sistem Bikamer. Kaum Waisha adalah para pelaku ekonomi yang bergerak secara mandiri, namun harus tetap berada dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Kaum Sudra adalah para pekerja dan rakyat biasa.
Berangkat dari penjabaran dan analogi di atas, kita dapat mengatakan bahwa keempat kasta atau domain tersebut harus saling bekerjasama secara sinergis dan saling menguntungkan. Peraturan yang dibuat harus menyentuh kebutuhan kaum wiraswasta dan pekerja/rakyat, aparatur pemerintah harus menjalankan semua peraturan yang ada agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh lapisan masyarakat, para wirausahawan harus dapat mematuhi dan memanfaatkan seluruh peraturan yang ada untuk dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut. Kaum pekerja dan rakyat lainnya dapat memperoleh lapangan kerja dan meningkatkan pendapatannya dengan semakin berkembangnya sektor perekonomian, yang dimotori oleh para wirausahawan.
Permasalahan sekarang, apakah prinsip-prinsip kerja sinergistik antar domain tersebut sudah terjadi di negeri ini? Tampaknya belum, bahkan masih jauh dari harapan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa satu negara itu telah berkembang apabila domain swasta-nya sudah mampu mengambil peran lebih besar dalam pengembangan sosial-ekonomi. Sedangkan domain pemerintah, legislatif dan eksekutif, seharusnya lebih berperan dalam memberikan perlindungan dan pelayanan. Di negeri ini, tampak bahwa domain pemerintah masih lebih dominan daripada domain wirausaha. Perkembangan domain wirausaha masih sangat lemah dan belum mampu memberikan lapangan kerja yang cukup kepada masyarakat, apalagi bila berbicara dalam konteks kemampuan memberikan sumbangan yang signifikan pada peningkatan pendapatan.
Kasta tertinggi adalah Brahmana. Orang-orang yang berada pada kasta ini merupakan para pendeta dan ahli-ahli hukum agama yang menerapkan berbagai norma dan aturan dalam kehidupan yang mereka peroleh dari dewata. Kaum Ksatria adalah lapis kedua yang terdiri dari para raja, pangeran dan petinggi negara. Mereka berfungsi sebagai pemerintah penyelenggara kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan hukum-hukum dari para dewata.
Kasta ketiga yang memiliki kedudukan cukup tinggi adalah Waisha. Kaum Waisha adalah para pedagang dan wirausahawan. Mereka berperan dalam perdagangan dan penyelenggaraan kehidupan perekonomian. Sedangkan kasta terendah dalam sistem ini adalah kasta Sudra, yang dalam konsep Hinduism adalah rakyat jelata, yang mengabdi kepada negara dan sekaligus dilindungi oleh negara.
Beranjak dari konsep Kasta tersebut, kita mencoba untuk menjabarkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada masyarakat modern sekarang ini. Dari kedudukan dan fungsinya, Brahmana mungkin dapat kita samakan dengan para pembuat peraturan perundang-undangan dalam negara/wilayah yakni LEGISLATOR. Kaum Ksatria dapat kita setarakan dengan APARATUR PEMERINTAH yang bertugas melaksanakan berbagai aturan yang telah dikeluarkan oleh legislator dalam sistem Bikamer. Kaum Waisha adalah para pelaku ekonomi yang bergerak secara mandiri, namun harus tetap berada dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Kaum Sudra adalah para pekerja dan rakyat biasa.
Berangkat dari penjabaran dan analogi di atas, kita dapat mengatakan bahwa keempat kasta atau domain tersebut harus saling bekerjasama secara sinergis dan saling menguntungkan. Peraturan yang dibuat harus menyentuh kebutuhan kaum wiraswasta dan pekerja/rakyat, aparatur pemerintah harus menjalankan semua peraturan yang ada agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh lapisan masyarakat, para wirausahawan harus dapat mematuhi dan memanfaatkan seluruh peraturan yang ada untuk dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut. Kaum pekerja dan rakyat lainnya dapat memperoleh lapangan kerja dan meningkatkan pendapatannya dengan semakin berkembangnya sektor perekonomian, yang dimotori oleh para wirausahawan.
Permasalahan sekarang, apakah prinsip-prinsip kerja sinergistik antar domain tersebut sudah terjadi di negeri ini? Tampaknya belum, bahkan masih jauh dari harapan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa satu negara itu telah berkembang apabila domain swasta-nya sudah mampu mengambil peran lebih besar dalam pengembangan sosial-ekonomi. Sedangkan domain pemerintah, legislatif dan eksekutif, seharusnya lebih berperan dalam memberikan perlindungan dan pelayanan. Di negeri ini, tampak bahwa domain pemerintah masih lebih dominan daripada domain wirausaha. Perkembangan domain wirausaha masih sangat lemah dan belum mampu memberikan lapangan kerja yang cukup kepada masyarakat, apalagi bila berbicara dalam konteks kemampuan memberikan sumbangan yang signifikan pada peningkatan pendapatan.
Need Help with Calculus and Precalculus? Check out TutorVista
Are you, a friend or family member struggling with Calculus? If this is the case, Tutor Vista will be able to clear up any difficulties immediately. Calculus is an important concept in the math world. Not only does having a solid base in calculus help one's understanding of more advanced mathematics such as precalculus, but calculus has vital roots in fields such as physics, chemistry and economics. Tutor Vista helps people of all age groups and skill levels. At Tutor Vista students from K-12 and college can get a live online calculus tutor who will give the student one-on-one attention. Calculus tutoring is extremely helpful and after providing your name and grade, the tutor will be happy to go over any problems you have with the subject. The virtual classrooms are equipped with virtual whiteboards where you and the tutor can write out formulas and such that may be difficult to text in the chat box.
Have a question? You can simply ask a question in the text box, which is located on the top of the main page for calculus and the staff at Tutor Vista will provide you with an answer as soon as possible. Outside of help from a tutor, the website provides regular help with assignments and exam prep which includes providing students with sample questions and working them out. There is a fee for continuing to use some of the services at Tutor Vista, however, the website offers a lot of free calculus help and free precalculus help such as an explanation of certain calculus and properties. Tutor Vista also provides Calculus 2 help which goes beyond just basic calculus concepts and formulas. Regardless of what your skill level is, I can guarantee that you will find useful information that you are unfamiliar with. Check out Tutor Vista for calculus help at http://www.tutorvista.com/calculus-help and Precalculus help at http://www.tutorvista.com/precalculus-help.
Have a question? You can simply ask a question in the text box, which is located on the top of the main page for calculus and the staff at Tutor Vista will provide you with an answer as soon as possible. Outside of help from a tutor, the website provides regular help with assignments and exam prep which includes providing students with sample questions and working them out. There is a fee for continuing to use some of the services at Tutor Vista, however, the website offers a lot of free calculus help and free precalculus help such as an explanation of certain calculus and properties. Tutor Vista also provides Calculus 2 help which goes beyond just basic calculus concepts and formulas. Regardless of what your skill level is, I can guarantee that you will find useful information that you are unfamiliar with. Check out Tutor Vista for calculus help at http://www.tutorvista.com/calculus-help and Precalculus help at http://www.tutorvista.com/precalculus-help.
Senin, 27 Juli 2009
Mie OngKLok Wonosobo AseLi
Mungkin anda pernah mendengar sejenis masakan mie yang disebut mie ongklok. Makanan ini ternyata khasnya adalah asli Wonosobo dan memang berasal dari sana. Meski Jenis Mie ini tidak setenar Mie Ayam atau mungkin Bakmi namun ada patutnya mencoba menikmati mie ongklok karena jelas rasanya maknyus punya. Sebetulnya ada beberapa penjual mie ongklok yang merambah ke kota-kota lain namun saya betul” menyarankan untuk mencobanya langsung di Wonosobo. Apa pasalnya ??? saya yakin luweh maknyus dan mantep tenan alias T O P karena anda bisa mencicipi langsung dari depo mie ongklok yang paling terkenal di Wonosobo dan sekaligus hawa dingin kota Wonosobo akan membuat masakan apapun terasa lebih nikmat. Nah jadi kapan ke Wonosobo ????
Mie ongklok dimasak dari ramuan bahan terpilih halah seperti mie mentah, kubis, kucai yang kemudian dimasukan dalam saringan kemudian dikocok - atau diongklok dalam Bahasa Jawa - di dalam kuali berisi air panas yang sudah dibumbui. ketika mie sudah masak kemudian ditambahkan ebi dan kuah kental khas dari bahan tepung kanji. Nah ketemu kan kenapa namanya mie ongklok, yang bikin nikmat lagi mie ongklok disajikan dengan sepiring sate ayam plus bumbu kacang.
Kebayang kan rasanya "dingin" sambil menikmati mie ongklok apalagi selain nyaman diperut bakalan nyaman dikantong karena harganya cukup murah (walaupun tidak bayar). Jadi kalo anda kebetulan lewat atau sengaja main ke Wonosobo pastikan anda mampir mencoba mie ongklok. Dan satu lagi, jangan lupa pastikan anda mencoba juga tempe kemul dan teh anget di Wonosobo. Namun hal yang satu ini kurang saya sarankan, karena beli satu mie ongklok belum kenyang, jadinya harus TANDUK
Mie ongklok dimasak dari ramuan bahan terpilih halah seperti mie mentah, kubis, kucai yang kemudian dimasukan dalam saringan kemudian dikocok - atau diongklok dalam Bahasa Jawa - di dalam kuali berisi air panas yang sudah dibumbui. ketika mie sudah masak kemudian ditambahkan ebi dan kuah kental khas dari bahan tepung kanji. Nah ketemu kan kenapa namanya mie ongklok, yang bikin nikmat lagi mie ongklok disajikan dengan sepiring sate ayam plus bumbu kacang.
Kebayang kan rasanya "dingin" sambil menikmati mie ongklok apalagi selain nyaman diperut bakalan nyaman dikantong karena harganya cukup murah (walaupun tidak bayar). Jadi kalo anda kebetulan lewat atau sengaja main ke Wonosobo pastikan anda mampir mencoba mie ongklok. Dan satu lagi, jangan lupa pastikan anda mencoba juga tempe kemul dan teh anget di Wonosobo. Namun hal yang satu ini kurang saya sarankan, karena beli satu mie ongklok belum kenyang, jadinya harus TANDUK
Selasa, 21 Juli 2009
Nasionalisme Indonesia
Kegeraman masyarakat terhadap aksi pemboman di Mega Kuningan pastinya masih ada. Hal yang wajar, karena harga diri bangsa terkoyak. Tapi andaikan, momentum pemboman tidak bertepatan dengan kedatangan Manchester United yang kemudian membatalkan kedatangannya, apakah kegeraman yang meluas masih akan ada ???
Tapi apapun itu sebabnya, Nasionalisme makin tumbuh. Dimulai oleh kalangan menengah keatas sehingga memperoleh liputan media massa, dan merasuki kalangan menengah kebawah.
Ini spt semua proses revolusi di manapun di dunia. Dimulai kelas menengah oleh sebab apapun itu.
Contoh : Kaum Bangsawan dan Kaum Cendekia warga koloni Kerajaan Inggris di Benua Amerika yang makin muak dengan tingkah laku pasukan Raja Inggris. Mereka makin menjajah warga koloni dan menghilangkan hak-hak mereka. Puncaknya adalah ketika kaum Tuan Tanah yang marah karena Raja Inggris menaikkan upeti dan mengurangi wilayah mereka serta kaum cendekia yang pendapatnya tidak didengar lagi oleh Gubernur Jenderal Inggris. Memberontaklah mereka dengan dipimpin George Washington dan timbullah Revolusi Amerika Serikat.
Revolusi Amerika tidak hanya menjadi obor bagi seluruh warga koloni tapi juga menjadi obor bagi seantero manusia di penjuru dunia dari generasi ke generasi, yang merindukan Kemerdekaan dan Nasionalisme.
Bisakah semangat Nasionalisme yang muncul saat ini, tidak hanya euforia karena MU membatalkan kedatangannya. Tapi bisa menjadi obor bagi masyarakat Indonesia, yang mendambakan bangkitnya Nasionalisme bahkan bangkitnya Indonesia, dari mulai sekarang hingga akhir zaman.
Bila kecintaan thd Indonesia sudah tumbuh, maka terorisme akan hilang. Karena teroris itu muncul akibat Kemiskinan, Sempitnya wacana, dan semua itu bisa hilang bila kita selalu perduli dengan Indonesia. Nasionalisme itu tidak hanya maju berperang, tapi ayo menghilangkan segala sesuatu yang membuat Indonesia menjadi tidak baik.
1. Jaga dan Rawat Lingkungan Hidup.
2. Berantas Korupsi (kalau korupsi tidak ada maka kemiskinan akan perlahan dapat diatasi).
3. Jaga dan Rawat Sarana Umum.
4. Sebarkan semangat nasionalisme dengan tiada henti dari waktu ke waktu, setiap hari.
5. Munculkan simbol-simbol Indonesia sesering mungki supaya pada ingat,
misalkan pasang bendera merah putih setiap hari, di Amerika Serikat bendera dipasang setiap saat didepan rumah warga.
6. Gunakan bahasa Indonesia, kurangi penggunaan bahasa asing.
Di Malaysia penggunaan bahasa Inggris di setingkat TK-SMP konon sudah dilarang, karena tendensinya generasi muda tidak lagi berbahasa Melayu dengan baik dan benar. bahkan ada ide "gila" di Malaysia untuk melarang penggunaan bahasa Inggris dalam pergaulan seperti penggunaan di iklan dll.
Janganlah nasionalisme tumbuh hanya di Jum'at 17 Juli 2009, terlebih ketika itu karena MU tidak jadi hadir di Indonesia !!!!!.
Mau ????
Tapi apapun itu sebabnya, Nasionalisme makin tumbuh. Dimulai oleh kalangan menengah keatas sehingga memperoleh liputan media massa, dan merasuki kalangan menengah kebawah.
Ini spt semua proses revolusi di manapun di dunia. Dimulai kelas menengah oleh sebab apapun itu.
Contoh : Kaum Bangsawan dan Kaum Cendekia warga koloni Kerajaan Inggris di Benua Amerika yang makin muak dengan tingkah laku pasukan Raja Inggris. Mereka makin menjajah warga koloni dan menghilangkan hak-hak mereka. Puncaknya adalah ketika kaum Tuan Tanah yang marah karena Raja Inggris menaikkan upeti dan mengurangi wilayah mereka serta kaum cendekia yang pendapatnya tidak didengar lagi oleh Gubernur Jenderal Inggris. Memberontaklah mereka dengan dipimpin George Washington dan timbullah Revolusi Amerika Serikat.
Revolusi Amerika tidak hanya menjadi obor bagi seluruh warga koloni tapi juga menjadi obor bagi seantero manusia di penjuru dunia dari generasi ke generasi, yang merindukan Kemerdekaan dan Nasionalisme.
Bisakah semangat Nasionalisme yang muncul saat ini, tidak hanya euforia karena MU membatalkan kedatangannya. Tapi bisa menjadi obor bagi masyarakat Indonesia, yang mendambakan bangkitnya Nasionalisme bahkan bangkitnya Indonesia, dari mulai sekarang hingga akhir zaman.
Bila kecintaan thd Indonesia sudah tumbuh, maka terorisme akan hilang. Karena teroris itu muncul akibat Kemiskinan, Sempitnya wacana, dan semua itu bisa hilang bila kita selalu perduli dengan Indonesia. Nasionalisme itu tidak hanya maju berperang, tapi ayo menghilangkan segala sesuatu yang membuat Indonesia menjadi tidak baik.
1. Jaga dan Rawat Lingkungan Hidup.
2. Berantas Korupsi (kalau korupsi tidak ada maka kemiskinan akan perlahan dapat diatasi).
3. Jaga dan Rawat Sarana Umum.
4. Sebarkan semangat nasionalisme dengan tiada henti dari waktu ke waktu, setiap hari.
5. Munculkan simbol-simbol Indonesia sesering mungki supaya pada ingat,
misalkan pasang bendera merah putih setiap hari, di Amerika Serikat bendera dipasang setiap saat didepan rumah warga.
6. Gunakan bahasa Indonesia, kurangi penggunaan bahasa asing.
Di Malaysia penggunaan bahasa Inggris di setingkat TK-SMP konon sudah dilarang, karena tendensinya generasi muda tidak lagi berbahasa Melayu dengan baik dan benar. bahkan ada ide "gila" di Malaysia untuk melarang penggunaan bahasa Inggris dalam pergaulan seperti penggunaan di iklan dll.
Janganlah nasionalisme tumbuh hanya di Jum'at 17 Juli 2009, terlebih ketika itu karena MU tidak jadi hadir di Indonesia !!!!!.
Mau ????
Kamis, 16 Juli 2009
Kodak Easyshare Zd710, Zoom Digital Camera [Alnect Computer]
The Kodak EasyShare ZD710 is a camera aimed at users who desperately want to upgrade from a simple point-and-shoot philosophy. If you can't afford an SLR, a superzoom is the next best bet. But does the ZD710 deliver? Let’s see.
To the untrained eye, the ZD710 may appear to be very similar to the Z712 IS, but there’s more to it than meets the eye. The ZD710 offers 10x optical zoom and comes with a 7.1 MP image sensor. The Schneider-Kreuznach lens offers a range of 38–380 mm on a 35mm camera. As for build quality, there’s little scope for disappointment.
The ZD710 has a rubberized L-shaped grip, and judging by the fact that it weighs 360g, it makes for convenient one-hand use. Unless you have really tiny hands, all the operational buttons are easily reachable with your thumb.
As expected, the 2-inch screen shares space with the mode dial, zoom keys and a host of usual assortments such as the delete, menu and review buttons. On the top, apart from the shutter release button you will find the power on/off button, flash, macro, and burst shot.
Despite the 10x zoom lens, the camera fails to include any form of optical or mechanical image stabilization. Kodak has instead included digital image stabilization, which simply boosts the ISOs to prevent blurring caused by shaky hands. The downside is that pictures taken in relatively low light turn out rather grainy. Pictures taken indoors, during mid-afternoon, too looked quite grainy, and lacked detail.
Want to buy??? Click here.....
Rabu, 15 Juli 2009
Collecting Gold As Investment
Gold is a precious metal, which is favored by many people since ancient times. The precious metal is a good choice to be saved, or because the collection.
Smart invesment for you able to require is beneficial invesment on continously basic and have long duration. For that its moment of you peep at buy gold invesment. Various world cleft, gold coin not merely simply eye goods asset. Gold coins have more asset value for an collector of gold coins. Very positive value and stability of gold price make thousands of people in the world change over at invesment this type of. A lot of company which managing the effort this gold coins. But before you specify your choice by buy gold coins, you better know more information about pure gold coin at its expert.
GoldCoinsGain.com become especial reference which weared by the peoples of whole world for the gold coins. As active company active in pure gold coins bullion, this website have trustworthy globally will various service offering. attended product even also very immeasurable and valuable sell high with unique brand. Gold coins which with best quality, well guaranted and with universal type choice become separate excellence in GoldCoinsGain.com. Why waiting? Find your style and collections..!
Smart invesment for you able to require is beneficial invesment on continously basic and have long duration. For that its moment of you peep at buy gold invesment. Various world cleft, gold coin not merely simply eye goods asset. Gold coins have more asset value for an collector of gold coins. Very positive value and stability of gold price make thousands of people in the world change over at invesment this type of. A lot of company which managing the effort this gold coins. But before you specify your choice by buy gold coins, you better know more information about pure gold coin at its expert.
GoldCoinsGain.com become especial reference which weared by the peoples of whole world for the gold coins. As active company active in pure gold coins bullion, this website have trustworthy globally will various service offering. attended product even also very immeasurable and valuable sell high with unique brand. Gold coins which with best quality, well guaranted and with universal type choice become separate excellence in GoldCoinsGain.com. Why waiting? Find your style and collections..!
Minggu, 12 Juli 2009
Ngawi, Tapal Batas
Kota Ngawi, kota yang berada di Propininsi Jawa Timur, merupakan sebuah kota perbatasan antara Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Banyak Orang lewat kota tersebut, tetapi hanya lewat belaka tanpa mengetahui lebih dalam mengenai kota NGAWI dan kabupaten NGAWI.Setelah satu hari menjelajah kota NGAWI, mengetahui beberapa cerita unik tentang kota kecil ini.
Beberapa bulan yang lalu sempat digegerkan di NGAWI, yaitu tidak lulusnya 100% siswa SMA 2 NGAWI dalam UJIAN NASIONAL. SMA 2 Ngawi adalah salah satu sekolah favorit di Kabupaten NGAWI, dimana sampai dilaksanakan UJIAN ULANG. Selain itu, disana juga terdapat Pondok Pesantren GONTOR Putri, dimana bila ada yang mau mencari jodoh anak pondok sudi mampir ten mriko.
Disana juga ada temat wisata yang hampir terlupaka oleh masyarakat NGAWI sendiri, yaitu sebuah BENTENG PENDHEM atau pada jaman penjajahan dahulu disebut BENTENG VAN DEN BOSH. Benteng tersebut terletak pada percabangan SUNGAI MADIUN dan SUNGAI BENGAWAN SOLO, yang menurut cerita digunakan sebagai tempat pos pemantauan transportasi barat pada waktu peperangan kemerdekaan dan juga sebagai tempat untuk memata-matai. Benteng ini terdapat di tengah kota NGAWI, tetapi untuk saat ini dan sebelumnya BENTENG ini tidak dapat dikunjungi dikarenakan lokasi benteng tersebut yang berada didalam kompleks ABRI sehingga bisa disebut sebagai daerah yang terlarang untuk dikunjugi bagi warga sipil. Padahal apabila digunakan sebagai obyek wisata, maka akan meyedot animo warga yang sering sliwar-sliwer lewat NGAWI.
Saya juga bertemu dengan budayawan asli NGAWI yang bernama DIDIK NURHADI atau yang lebih akrab dipanggil DALANG PUR. Selain sebagai budayawan yang menciptakan lagu KUDU MISUH yang menceritakan kehidupan sehari-hari, juga dikenal sebagai pekerja sosial dengan mendirikan sebuah kampung manusia biasa. Sebuah kampung yang hampir semuanya adalah mantan narapidana, yang sudah dihukum didunia nyata kemudian mendayagunakan untuk dapat menciptakan suatu kreasi hingga dapat menciptakan pekerjaan bagi dia sehingga tidak menjadi penjahat lagi.
Cuplikan Video Klip dari DALANG PUR
Saya juga tidak lupa mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN yang pertama kepada teman-teman BPC atau BLOGGER NGAWI. Terima Kasih atas jamuan dan oleh-olehnya....
Beberapa bulan yang lalu sempat digegerkan di NGAWI, yaitu tidak lulusnya 100% siswa SMA 2 NGAWI dalam UJIAN NASIONAL. SMA 2 Ngawi adalah salah satu sekolah favorit di Kabupaten NGAWI, dimana sampai dilaksanakan UJIAN ULANG. Selain itu, disana juga terdapat Pondok Pesantren GONTOR Putri, dimana bila ada yang mau mencari jodoh anak pondok sudi mampir ten mriko.
Disana juga ada temat wisata yang hampir terlupaka oleh masyarakat NGAWI sendiri, yaitu sebuah BENTENG PENDHEM atau pada jaman penjajahan dahulu disebut BENTENG VAN DEN BOSH. Benteng tersebut terletak pada percabangan SUNGAI MADIUN dan SUNGAI BENGAWAN SOLO, yang menurut cerita digunakan sebagai tempat pos pemantauan transportasi barat pada waktu peperangan kemerdekaan dan juga sebagai tempat untuk memata-matai. Benteng ini terdapat di tengah kota NGAWI, tetapi untuk saat ini dan sebelumnya BENTENG ini tidak dapat dikunjungi dikarenakan lokasi benteng tersebut yang berada didalam kompleks ABRI sehingga bisa disebut sebagai daerah yang terlarang untuk dikunjugi bagi warga sipil. Padahal apabila digunakan sebagai obyek wisata, maka akan meyedot animo warga yang sering sliwar-sliwer lewat NGAWI.
From LuXSmaN KumarA |
Saya juga bertemu dengan budayawan asli NGAWI yang bernama DIDIK NURHADI atau yang lebih akrab dipanggil DALANG PUR. Selain sebagai budayawan yang menciptakan lagu KUDU MISUH yang menceritakan kehidupan sehari-hari, juga dikenal sebagai pekerja sosial dengan mendirikan sebuah kampung manusia biasa. Sebuah kampung yang hampir semuanya adalah mantan narapidana, yang sudah dihukum didunia nyata kemudian mendayagunakan untuk dapat menciptakan suatu kreasi hingga dapat menciptakan pekerjaan bagi dia sehingga tidak menjadi penjahat lagi.
Cuplikan Video Klip dari DALANG PUR
Saya juga tidak lupa mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN yang pertama kepada teman-teman BPC atau BLOGGER NGAWI. Terima Kasih atas jamuan dan oleh-olehnya....
Minggu, 05 Juli 2009
NKRI & Otonomi Daerah, Sempit Di Mata Capres
Untuk Putaran Ketiga Debat Capres tanggal 2 Juli kemarin, mensuratkan pandangan sempit ketiga Capres memandang Demokrasi, NKRI dan Otonomi Daerah, baik dalam mengenali masalah dan menanggapinya. Ketiga Capres memaknai NKRI pada batasan ruang juang, bukan ruang hidup bangsa. Sementara Otonomi daerah dipahami sebatas urusan administratif, bukan sebagai sebuah realita sosio-ekologis Indonesia sebagai negara kepulauan, sekaligus negara kelautan terbesar di dunia. Saya sangat prihatin dengan kualitas ketiga Capres memandang Demokrasi, NKRI dan Otonomi Daerah pada debat capres 2009, putaran terakhir. Politik pencitraan menjadi suguhan ketimbang gagasan politik mencerdaskan para capres terhadap NKRI, Demokrasi dan Otonomi Daerah.
Pendangan tersebut telah melandasi perjalanan masa reformasi, yang menunjukkan kualitas demokrasi dan lingkungan makin memburuk, gagal menjawab masalah-masalah terkini. Ini terlihat dari data pemerintah yang mengumumkan sejumlah 318 Daerah Aliran sungai (DAS) yang luasnya 3 juta hektar, kini seluas 2,7 dalam kondisi sangat kritis dan rusak berat. Dan tak mendapat perhatian pemulihan. Juga catatan penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang tak kalah buruk. Sepanjang 2008, Komnas HAM, menerima 4000 kasus pengaduan, 60% nya terkait konflik agraria dan sumber daya alam.
Harusnya para Capres berkaca dari Papua. Papua adalah potret ambisi para Capres menegakkan NKRI dan Otonomi daerah. Otonomi khusus yang memberi mandat memajukan penduduk asli Papua menuju sia-sia, karena tidak diikuti implementasi yang jelas. Akibatnya Otonomi KHusus malah diikuti meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, juga pelanggaran HAM tak yang nyaris tak kunjung berhenti, hingga Pemilu 2009 berlangsung.
Pandangan sempit terhadap NKRI dan Otonomi daerah ini, juga terlihat pada kinerja legislatif, yang didominasi partai berkuasa. Indonesian Parliamentary Center (IPC) mencatat kinerja DPR Senayan, pada 2008 dalam mengesahkan 44 UU, dimana mayoritas terkait dengan pemekaran wilayah. Hanya dua UU yang langsung berkaitan dengan pemenuhan hak-hak rakyat, yaitu UU Keterbukaan Informasi Publik dan UU Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Belakangan, sejumlah UU Pemekaran Wilayah tersebut menjadi kran baru pembalakan hutan liar, perusakan lingkungan dan pelanggaran HAM.
Para Capres menyebut Otonomi daerah dan pembangunan demokrasi dilakukan untuk mencapai cita-cita mulia, yakni sebuah NKRI. Tak satupun Capres yang mengaitkan masalah NKRI dan Otonomi Daerah dengan keselamatan dan produktifitas rakyat. Jika melihat fakta-fakta lapang diatas, pandangan tersebut jargonis, bagai jauh panggang dari api.
Debat kali ini. Lagi-lagi belum dapat menjelaskan tentang visi dan misi para Capres. Hal ini bisa diartikan dua hal, pertama; ketidakmampuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan sebuah debat yang mampu membongkar gagasan para capres serta kedua; lemahnya visi dan misi para capres untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa untuk lima tahun yang akan datang.
Dalam pengamatan saya pada tiga putaran debat Capres yang diselenggarakan KPU. Para capres harus segera menapak bumi, mengurus Indonesia ke depan tak hanya sebatas jargon yang meninabobokan rakyat. Juga bukan sebatas semangat juang heroik masa kemerdekaan mempertahankan NKRI. Lebih dari itu, mengurus NKRI adalah kecakapan dan perlakuan yang adil mengurus keberagaman pulau, yang melahirkan keberagaman agama, suku, pilihan ekonomi dan pandangan politik - dalam wujud otonomi. Ekonomi kerakyatan berbasis kepulauan adalah jawaban kebuntuan ekonomi nasional, yang sayangnya tak dilirik para Capres.
Melihat kualitas paparan dalam debat tiga putaran, ketiga Capres dipandang belum memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai untuk akselerasi pencapaian cita-cita bernegara. Untuk itu, ada baiknya seluruh rakyat Indonesia terus menghasilkan konsep tanding, memperbesar nilai-nilai kemandirian dan solidaritas guna menyelamatkan demokrasi dan NKRI agar tetap tegak pada masa-masa yang akan datang.
Pendangan tersebut telah melandasi perjalanan masa reformasi, yang menunjukkan kualitas demokrasi dan lingkungan makin memburuk, gagal menjawab masalah-masalah terkini. Ini terlihat dari data pemerintah yang mengumumkan sejumlah 318 Daerah Aliran sungai (DAS) yang luasnya 3 juta hektar, kini seluas 2,7 dalam kondisi sangat kritis dan rusak berat. Dan tak mendapat perhatian pemulihan. Juga catatan penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang tak kalah buruk. Sepanjang 2008, Komnas HAM, menerima 4000 kasus pengaduan, 60% nya terkait konflik agraria dan sumber daya alam.
Harusnya para Capres berkaca dari Papua. Papua adalah potret ambisi para Capres menegakkan NKRI dan Otonomi daerah. Otonomi khusus yang memberi mandat memajukan penduduk asli Papua menuju sia-sia, karena tidak diikuti implementasi yang jelas. Akibatnya Otonomi KHusus malah diikuti meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, juga pelanggaran HAM tak yang nyaris tak kunjung berhenti, hingga Pemilu 2009 berlangsung.
Pandangan sempit terhadap NKRI dan Otonomi daerah ini, juga terlihat pada kinerja legislatif, yang didominasi partai berkuasa. Indonesian Parliamentary Center (IPC) mencatat kinerja DPR Senayan, pada 2008 dalam mengesahkan 44 UU, dimana mayoritas terkait dengan pemekaran wilayah. Hanya dua UU yang langsung berkaitan dengan pemenuhan hak-hak rakyat, yaitu UU Keterbukaan Informasi Publik dan UU Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Belakangan, sejumlah UU Pemekaran Wilayah tersebut menjadi kran baru pembalakan hutan liar, perusakan lingkungan dan pelanggaran HAM.
Para Capres menyebut Otonomi daerah dan pembangunan demokrasi dilakukan untuk mencapai cita-cita mulia, yakni sebuah NKRI. Tak satupun Capres yang mengaitkan masalah NKRI dan Otonomi Daerah dengan keselamatan dan produktifitas rakyat. Jika melihat fakta-fakta lapang diatas, pandangan tersebut jargonis, bagai jauh panggang dari api.
Debat kali ini. Lagi-lagi belum dapat menjelaskan tentang visi dan misi para Capres. Hal ini bisa diartikan dua hal, pertama; ketidakmampuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan sebuah debat yang mampu membongkar gagasan para capres serta kedua; lemahnya visi dan misi para capres untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa untuk lima tahun yang akan datang.
Dalam pengamatan saya pada tiga putaran debat Capres yang diselenggarakan KPU. Para capres harus segera menapak bumi, mengurus Indonesia ke depan tak hanya sebatas jargon yang meninabobokan rakyat. Juga bukan sebatas semangat juang heroik masa kemerdekaan mempertahankan NKRI. Lebih dari itu, mengurus NKRI adalah kecakapan dan perlakuan yang adil mengurus keberagaman pulau, yang melahirkan keberagaman agama, suku, pilihan ekonomi dan pandangan politik - dalam wujud otonomi. Ekonomi kerakyatan berbasis kepulauan adalah jawaban kebuntuan ekonomi nasional, yang sayangnya tak dilirik para Capres.
Melihat kualitas paparan dalam debat tiga putaran, ketiga Capres dipandang belum memiliki kapasitas dan kapabilitas memadai untuk akselerasi pencapaian cita-cita bernegara. Untuk itu, ada baiknya seluruh rakyat Indonesia terus menghasilkan konsep tanding, memperbesar nilai-nilai kemandirian dan solidaritas guna menyelamatkan demokrasi dan NKRI agar tetap tegak pada masa-masa yang akan datang.
Langganan:
Postingan (Atom)