Jumat, 24 Agustus 2012

Lebaran dan Berat Badan


Hari raya Idul Fitri kali ini adalah hari raya kedua kalinya saya merayakan dengan mudik, karena selama ini saya tidak pernah mudik. Nah, lucunya juga kembali lari ke soal berat badan. Ketika bulan puasa, berat badan kebanyakan orang dipastikan akan merosot. Akan tetapi, banyak juga orang yang berpuasa namun timbangan berat badannya tetap bahkan ada yang melonjak drastis. Hmmm.. ini pasti kalap semua saat buka puasa. Sama saja pindah jadwal makan dong.. hehehehhe. Gak jaim dech, saya juga kadang suka kalap kalau buka.

Nah, bagi yang berat badannya sudah turun, biasanya pada saat hari raya tiba banyak yang kalap melihat aneka makanan lezat yang tersaji di meja. Bawaannya pengen hlap-hlep-hlap-hlep seperti ikan paus yang makan jutaan plankton. Rakus banget... lihat opor ayam tergolek menggoda langsung mupeng. Aneka kue-kue manis dan minuman segar tersaji dihampir setiap rumah, demi beberapa hari kemudian timbangan berat badan menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan. Beuuuhhh... tambah gendut setelah hari raya neh.

Saat masih kuliah, pas puasa Ramadhan berat badan saya hanya 88 kg, tapi setelah hari raya hanya dalam 3 minggu berat badan melonjak hingga 92 kg. Wowww.. fantastis kan??? Sampai hari raya 2010 berat badan saya berkisar 88-90 kg (tinggal 10 kg lagi sudah setara dengan beras sekarung besar). Tapi begitu, nggak ada niat sedikitpun untuk jaga berat badan.

Baru dua tahun terakhir ini berat badan saya stabil. Lebaran 2011 hanya naik dua kilogram dari 88 kg ke 90 kg. Sekarang di Lebaran kali ini, berat badan saya naik sedikit dan turun lagi. Saat nimbang di rumah pas sampai di kampung, berat badan saya mencapai 90 kg. Kemudian setelah seminggu naik sekilo jadi 91 kg, dan menjelang pulang ke Madiun dua hari berikutnya saya timbang... eh, turun lagi setengah kilo jadi 89,5 kg. Lumayan juga sih celana-celana masih longgar semua. Padahal pola makan saya akui tetap rakus seperti biasa.. wakakaakakkk.. . Entahlah kenapa bisa begitu ya? Padahal ya paling banyak tidur.

Senin, 06 Agustus 2012

Toilet Malaysia

jika indonesia menggunakan kata toilet atau WC, maka dalam bahasa melayu wc atau toilet menggunakan kata TANDAS. Tandas Duduk yang berarti Toilet Duduk dan Tandas Cangkung yang berarti Toilet Jongkok

Use your precious moments to blog life fully every single second of every single day.

http://luxsman.blogspot.com/
http://luxsman.web.id/

-----
Powered K610i and TELKOMSEL

Posted via email from luxsman

Minggu, 01 April 2012

Mimpi PT. INKA Sales 1 Trilyun

Merry Riani berbagi tips kepada karyawan PT INKA untuk meraih mimpi Sales 1 Trilyun.

Caranya adalah decide, desire, change your perspective, i am possible, opportunity is now here, disiplin, kekuatan, hasrat, gigih, dan kerja keras. INKA PASTI BISA..

Use your precious moments to blog life fully every single second of every single day.

http://luxsman.blogspot.com/
http://luxsman.web.id/

-----
Powered K610i and TELKOMSEL

Posted via email from luxsman

Sabtu, 31 Maret 2012

Masjid Sultoni Wotgalen

Salah satu masjid kagungan dalem kraton Ngayogyakarta di daerah Sendang Tirto, Berbah Sleman. Disana juga terdapat makam Kanjeng Pangeran Poerboyo. Dapat dijadikan sebagai obyek wisata religi didaerah Sleman, Yogyakarta.

Use your precious moments to blog life fully every single second of every single day.

http://luxsman.blogspot.com/
http://luxsman.web.id/

-----
Powered K610i and TELKOMSEL

Posted via email from luxsman

Selasa, 21 Februari 2012

Doa Petinju

Saya selalu merasa resah bila menyaksikan dua petinju saling berdoa untuk kemenangan masing-masing sebelum bertanding. Apalagi bila keduanya berbeda agama. Lalu disusul dengan saling hantam tanpa ampun dan belas kasihan, yang bisa saja menyebabkan gegar otak atau alzheimer dihari tua mereka. Resah oleh godaan fikiran kepada siapa Tuhan berpihak. Bukankah memohon kemenangan untuk diri-sendiri sama dengan memohon kekalahan untuk lawannya? Semoga Tuhan membantu untuk meng-knockout lawan-mainnya yang bisa saja berarti retak tengkorak, masuk rumah sakit atau mati? Seandainya ada orang bijak yang dapat menerangkan dengan jelas bahwa tidak ada konflik antara bertinju dan berdoa, saya tetap merasa resah. Berdoa adalah pernyataan diri tidak berdaya, tunduk dan memohon kekuatan atau belas kasihan dari Yang Maha Kuasa agar maksud dan tujuannya tercapai. Dengan kerendahan hati, disertai sikap pasrah.

Sedangkan semangat bertinju adalah membanggakan diri, mengintimidasi, menantang, merangsek dan menyerang. Menggunakan tipuan dan kekuatan untuk memukul sekeras-kerasnya agar lawan terkapar dan tidak dapat bangun lagi. Ia harus berani, kuat menahan rasa sakit dan tetap tenang menghadapi tekanan. Untuk meraih kemenangan, menikmati pujian dan tepuk-sorak penonton sambil menengadah keatas sebagai deklarasi bahwa ia bukan makhluk sembarangan. Itulah nikmatnya kita menonton pertandingan tinju. Moralitas dunia tinju adalah ambisi, supremasi, kemenangan dan ketenaran. Mengalahkan lawan dan menghidari kekalahan. Seberapa besar kekaguman orang terhadap dirinya, itulah ukuran prestasinya. Tidak peduli ia mempunyai niat baik atau beriman (kalau berdoa dianggap ciri orang beriman) atau tidak. Sebaliknya semangat berdoa adalah berserah diri, bersujud dan memohon. Keduanya jelas berseberangan, beda dan berlawanan. Semangat bertinju tidak mungkin didamaikan dengan iman dan doa. Nafsu mengalahkan orang lain tidak bisa dicampur-adukkan dengan semangat berserah diri kepada Tuhan. Setidaknya dalam hal bertinju, yang satu-lawan satu. Orang yang beranggapan bahwa tidak ada konflik antara keduanya adalah gegabah. Akibatnya semangat pertinjuan, disadari ataupun tidak, telah meresap dan menjalar kedalam pola pikir kita dalam menjalankan bisnis dan berpolitik. Bahkan dalam persaingan akademis. Kalau mau menang, robohkan lawan; jangan sekali-kali diberi kesempatan.

Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, dari setetes cairan dan tiupan ruh dari Allah swt. Keduanya mempunyai sifat dan tuntutan sendiri-sendiri. Orang yang beriman diharuskan menempatkan diri dan menjaga keseimbangan diantara keduanya. Salah satu hadis nabi menerangkannya dengan jelas. "Berbuatlah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup abadi dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok". Tetapi melihat orang berdoa sebelum saling jotos, tetap saja meresahkan hati saya. Anda?