Kamis, 30 April 2009

Transeksual Bukan Penyakit

Kemarin, saya membaca salah satu tulisan di ruang surat pembaca koran Kompas, Rabu, 29 April 2009 "...Transeksual Bukan Penyakit, Tidak Perlu Disembuhkan" tulisan tersebut ada diakhir kalimat kritikan si pembaca terkait acara Be A Man pada acara Global Tv. Saya tersentak seperti tak percaya, apakah saya salah pengetahuan atau si penulis yang tidak mau tahu tentang transeksual kenapa bisa menghinggap pada diri seseorang.

Untuk lengkapnya isi surat pembaca tertuang disini

Kemudian saya cari informasi, puter-puter dan tanya pada mbah Google, dan ketemulah link ini yang memberikan secercah pencerahan pada saya :

Transeksualisme adalah suatu kelainan identitas jenis kelamin yang nyata. Gambarannya berupa adanya suatu hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan tidak nyaman atau tidak sesuai dengan anatomi seksualnya dan menginginkan untuk memperoleh terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan. Diagnosa Transeksualisme dapat ditegakkan bila identitas transeksual ini sudah menetap minimal selama 2 tahun.

Jika sudah berbicara kelainan, berarti ada gangguan jiwa pada diri individu. Perlu diketahui manusia yang dilahirkan di bumi ini hanya ada dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, selain itu tidak ada, lalu mengapa individu laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya?

Jawaban saya, sampai saat ini adalah karena ada pola asuh yang keliru atau salah asuh dari orang dewasa disekitarnya, perhatikan gambar berikut :

Individu lahir putih bersih dan suci, istilah psikologi adalah tabularasa.

Saya rasa yang paling dominan berperan dalam pertumbuhan dan perkembangannya adalah :

a. Lingkungan Keluarga

b. Lingkungan Masyarakat

c. Lingkungan Pendidikan

Individu bertingkah laku tidak jauh beda dengan lingkungan terdekat individu itu sendiri, pada dasarnya bukan pengobatan dalam artian khusus, akan tetapi terapi pada diri individu agar dapat berperan sesuai dengan jenis kelaminnya, klik Androginus.

Bagaimana menurut anda?





Senin, 27 April 2009

FLU......................

Indonesia adalah negara tropis dimana virus lebih cepat berkembang biak dan cepat menyebar. Membaca dan melihat tayangan televisi mengenai virus flu babi, dan sebelumnya flu singapura, virus flu burung yang menghebohkan, maka sudah wajib bagi kita untuk mencegah agar kita tidak terserang, diantaranya adalah asupan makanan dan minuman yang banyak mengandung antioksidan.

Walaupun bukan secara spesifik untuk mengobati flu2 berbahaya diatas, tapi tak ada salahnya mencegah terlebih dulu sebelum menyerang.

Flu adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja terutama di musim pancaroba. Memang tidak terlalu berbahaya, namun flu bisa membuat kinerja Anda menurun. Ayo lawan Flu!

Sebenarnya flu bisa dilawan tanpa harus menyantap obat-obatan yang tidak alami. Anda bisa mendapatkannya secara alami dari bahan-bahan makanan yang mudah didapat.

Ada berbagai makanan yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga Anda tak perlu tertular flu. Misalnya menyantap jeruk, brokoli, anggur, kiwi, kol dan sebagainya. Makanan-makanan tadi mengandung vitamin C yang mengandung anti oksidan dan membantu tubuh melawan berbagai penyakit.

Bahan makanan seperti kentang dan bayam yang mengandung beta karoten juga mengandung anti oksidan yang menjaga kesehatan tubuh.

Lemak ikan dan telur yang mengandung omega 3, di dalamnya terdapat laktobasilus dan atau bifidobakterium yang meningkatkan kekebalan tubuh dengan menstimulasi tubuh untuk memproduksi substansi yang disebut cytokines. Cytokines inilah yang ikut melawan infeksi dalam tubuh.

Makanan yang mengandung organisme fermentasi seperti yoghurt juga bisa mencegah penyakit flu. Karena yoghurt mengandung banyak laktobasilus.

Selain makanan, ada perlunya juga Anda mengkonsumsi multivitamin agar menjaga tubuh tetap fit.


"Tubuh sehat, flu pun dapat diatasi"





Kamis, 23 April 2009

Crito SUROBOYO, Mat Pithi

Mat Pithi pancen bethike gak ketulungan.

Masih bapakne kaji, Mo-Limo wis dilakoni.

Korak, balon, germo, tukang parkir sak Kermil kenal kabeh karo arek Dinoyo Gang Limo iki.

Tapi sejak Suharto nggelundung, kelakuane rodok apik.
Mat Pithi gak tau ugal-ugalan maneh.
Lek ditakoni koncone, "Mat raimu sik mbalonan tah ?".
"Mathek ketubruk montor, tanganku kithing aku wis tobat cuuk...!", Mat Pithi ngotot.

Modele morale arek iki melu reformasi pisan.
Saiki kesibukane Mat Pithi meguron nang Kaji Kholil, guru ngaji soko Ampel.
Segala ilmu disinaui.
Mulai ilmu kebal sampe ilmu gendhing wedhokan wis dikuasani.

Jangkep limang wulan meguru, Mat Pithi diwekasi gurune "Mat..., ilmu sing mbok sinaui wis jangkep. Tapi lek koen kepingin ningkatno mane, koen topo wae ning Gunung Batok.".

Ngeroso ilmune sik kurang, Mat Pithi berangkat topo ning Gunung Batok.
Arek iki bener-bener nuekat.
Deweke topo terus gak atik turu nang guwo gumbul karo jerangkong, sundel bolong, tuyul, wis pokoke sembarang kalir.

Pas dino ke-pitu, dalu pisan, ono wong tuwo muncul ning guwo mau iku.
Wong tuwo iki langsung wae ngomong "Mat..mat..!, gak ono wong sing sanggup topo koyok koen ning guwo iki".

Mat Pithi cuek wae karo nguyu nang jero ati (gendeng arek iki...).

"Wis koen lungo wae...", si Mbah rodhok nyentak.
Gak kalah banter Mat Pithi njawab "Mooh...!".
"lho ojo ngonoo..rek. ..!", si Mbah mulai kalem kalah gertak..
"Aku gelem ninggalno guwo iki tapi ono sarate... , kabeh penjalukanku kudu mbok kabulno", Mat Pithi negesno.

Gak atik mikir dowo-dowo, si Mbah langsung ngomong "wis ngene wae, koen iso njaluk opo wae tak kabulno, tapi mek ping telu thok".

Karo mikir gak sepiro suwih, Mat Pithi njawab "O.K...!"
"Mbah.., rupoku iki lak gak sepiro elek, eeh....! gak sepiro ganteng, aku kepingin duwe rupo koyok bintang pilem Bary Prima bekas bojone Eva Arnaz", Mat Pithi njaluk.

Si Mbah njawab "Le..le.. saiki koen muleh wae, tekan omah rupomu wis gak koyok meduro mane..!.

Langsung wae Mat Pithi nginclik moleh numpak jaran sewoan.
Tekan omah langsung ngoco.
"Wiik...guanteng men aku saiki rek...!", Mat Pithi kaget ndelok dapurane gak koyok biyen mane. Tapi Mat Pithi jik gak puas.

Pikire mosok rai koyok Barry Prima tapi awak koyok Timbul Srimulat.

Sisuk bengine, Mat Pithi balik maneh nang Gunung Batok nemoni Mbak daden-daden iku.
"Mbah..mbah.. , raiku wis guanteng koyok bintang pilemning tipi-tipi iku. Tapi awak-ku jek kuru lan tepos. Dadekno awakku- koyok Barry Prima, ojok mek rai thok", Mat Pithi nerangno penjalukane sing ke-2.

Komat-kamit diluk si Mbah langsung ngongkon Mat Pithi moleh karo njamin lek awake mesti dadi dempal koyok Barry Prima.

Tekan omah Mat Pithi langsung kocoan.. Ndelok awake sing dadi dempal iku Mat Pithi seneng banget. Pikire cewek sak suroboyo mesti kepincut karo awake. Urung suwih senenge, Mat Pithi moro-moro mecucu wae sak wise metu teko jeding.

Rupane "manuke" gak melu dempal. Gamblese Mat Pithi jik podo karo biyen cilik lan bungkring.

Mat Pithi dadine kepikiran terus.
Njaluk nang Mbah maneh..., eman polahe jatahe wis kari pisan. Tapi timbangane urip duwe manuk sak upit, Mat Pithi nekat ngenthekno jatah penjalukane.

"Mbah..mbah.. mbah..." Mat Pithi jerit-jerit nang guwo Gunung Batok.

Dienteni sampek elek gak muncul-muncul Si Mbah iku.. Tapi persis sepuluh menit sak gurungi magrib, Si Mbah muncul..

"Mat..Mat.., jatah penjalukanmu ojo dientekno. Eman-emanen kanggo mbesuk-mbesuk" Si Mbah nguwei nasehat.

"Mooh..mooh.. .!", Mat Pithi njawab karo matane rodhok mbrebes mili.

"Mbah tolong Mbah..., awak-ku lan raiku wis persis koyok Barry Prima, tapi "barang"-ku sak umprit koyok slilit" Mat Pithi melas.
"Tolong mbah dadekno "barangku" koyok jaranku sing tak sewo iki", Mat Pithi tambah melas. Modele arek sing biasa nekat iki "putus asa".
"Aku isin Mbah...!", ambek suoro sing rodok serak gara-gara kudu nangis.

Gak tego lan meksake si Mbah akhire ngabulno permintaane Mat Pithi.

"Mat.....sediluk engkas barangmu koyok barange jaranmu iku".

"Suwun..suwun. .suwun Mbah..., iki sing terakhir koq",

Mat Pithi girang. Sampek gak sempet pamit, Mat Pithi moleh, plenciiing.. .!. Tapi gurung tekan omah, Mat Pithi mikir, kaget..., moto mbrebes mili..., cangkep mewek..., Mat Pithi nangis karo jerit-jerit

"JUANCUUUK JARANKU WEDHOOK...".

Mat...., nasibmu elek masio rupamu ganteng, awakmu dempal lek duwe "kimpet" yoo nggilani...hi. .hi...hi.

-------------------------------------------------------------------------------------


Mat Pithi adalah salah-satu hasil guyonan SUROBOYO sejak tahun 2006, ada lebih dahulu daripada pilem GRAMMAR yang sekarang lagi booming, apalagi banyak orang cari GRAMMAR JILID TIGA. ini adalah crita MBAHNYA GRAMMAR......

source : Guyon Gaya Suroboyoan







Senin, 20 April 2009

Negara ku, Kampung ku

Seberapa cinta kah kita terhadap Indonesia ? atau dalam lingkup yang lebih kecil, seberapa cinta kah kita terhadap kampung halaman sendiri ?

Kampung merupakan salah satu potensi terbesar di Indonesia. Tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Dari kampung lah kita berasal, bahkan dari nenek moyang kita dulu. Dikarenakan kebutuhan hiduplah orang-orang banyak yang meninggalkan kampung halaman. Akibatnya kampung menjadi terbengkalai, ditinggalkan oleh orang-orang yang sebenarnya mempunyai potensi untuk mengembangkan kampung. Mereka banyak mengejar kehidupan di kota, banyak yang berhasil, tetapi lebih banyak lagi yang menjadi penyakit masyarakat.

Dibutuhkan mimpi yang kuat untuk memulai karya di kampung, dan banyak cara untuk menunjukkan bahwa kita sudah mulai mencintai kampung sendiri. Bisa dengan menanam pohon di lingkungannya. Bayangkan jika satu orang menanam pohon minimal setiap minggu satu pohon, maka lingkungan kita akan menjadi asri dan menjadi investasi terbesar untuk anak cucu kita nanti. Memungut sampah yang terlihat setiap kita melangkah, memisahkan sampah organik dan anorganik dari rumah kita. Minimal seminggu sekali mengadakan kerja bakti menata lingkungan, bergotong royong membangun fasilitas umum.

Negara ku bisa kuat karena Kampung ku ditata dengan baik, tidak perlu lagi ke kota untuk mengejar kehidupan, matahari dan angin bisa dijadikan sumber energi yang berlimpah, sawah, ladang, kali dan laut bisa menjadi sumber penggerak ekonomi, dan kehidupan sosial budaya bisa menjadi sumber daya tarik wisata.




K.A.T.R.O.K

PADA mulanya adalah katrok. Setelah itu kutukupret, taksobek-sobek, dan kita puas, lalu tertawa terbahak-bahak. Dulu, dulu sekali, orang-orang Jawa yang menjaga kehormatan dengan pagar bahasa semacam "ajining dhiri seka lathi" tak akan berdekatan dengan pisuhan-pisuhan semacam itu. Mereka bisa saja misuh, tetapi kaum priayi di kampung saya, lebih memilih kata-kata yang lebih halus. Mereka akan bilang "atui" untuk mengganti "asui". Mereka akan memakai ungkapan "Tek", "Kom", "Prek", atau "Trembelane" agar tidak menyentuh kata lain semacam "Bajingan", "Tilembokne", "Logok", atau "Asu".

Ya, tinggal di kampung saya memang harus paham pasemon. Mesti mengerti eufimisme. Tahu unggah-ungguh, andha usuk, atau subasita bahasa. Ketidak mengertian pada sopan-santun, bahkan saat misuh, bisa dianggap tidak tata, tak mengerti Jawa. Karena itu, bahkan untuk melukai hati orang lain, seseorang harus memilih kata-kata yang sehalus mungkin.

Dengan pasemon, paling tidak menurut Goenawan Mohamad, makna tidak secara apriori hadir. "...Makna yang muncul itu pun tidak pernah final. Ada unsur permainan di sana, tetapi sekaligus ada unsur berjaga-jaga, untuk mengelak, dari terkaman perumusan yang mematikan... "

Dengan kata lain orang Jawa bisa tampil seakan-akan beradab, seakan-akan tata sekalipun berada dalam kemarahan luar biasa. Pengelakan itu pula yang melahirkan ungkapan-ungkapan "wong nakal" untuk menggantikan lonthe atau pelacur, "wong ra nggenah" atau "wong ra dalan" untuk menggantikan "bajingan", "bandit", atau orang-orang yang tidak hidup di jalan yang lurus: jalan yang disetujui oleh pranata sosial.

Pengelakan juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa lain. Untuk mengganti ungkapan lonthe kere (pelacur miskin), orang-orang kampung saya memakai pisuhan berbahasa China, ji it sam sam. Saya pernah berurusan dengan ungkapan itu justru pada saat saya belum mengerti maknanya. Tetangga saya -perempuan cantik yang bekerja sebagai bar girl di Jakarta- setiap kali pulang kampung bersama laki-laki yang berganti-ganti, dipoyoki dengan kata-kata semacam itu. Sebagai anak kecil yang tak mengerti makna bahasa asing, saya pun ikut-ikutan meneriakkan yel-yel ji it sam sam berulang-ulang saat melintasi rumah tetangga malang itu.

Tahukah Anda apa makna ji it sam sam? Ji it itu dua satu. Dua satu itu dalam tradisi perjudian sama dengan dua puluh satu. Dalam buku tafsir mimpi, angka dua puluh satu itu digunakan untuk menjelaskan gambar pelacur. Adapun sam sam itu tiga tiga. Tiga tiga identik dengan tiga puluh tiga. Angka itu untuk memyimbolkan sosok seorang pengemis. Gabungan antara pelacur dan pengemis itulah yang menghasilkan sindiran yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai lonthe kere.

Lalu apa yang bisa dipetik dalam peristiwa bahasa semacam ini? Saya mengira telah terjadi sebuah situasi yang memungkinkan orang Jawa melakukan tindakan yang disebut oleh Mochtar Pabottinggi sebagai kramanisasi. "Ia sudah terperangkap dalam imaji orang Jawa tentang politik di mana topeng (mask) punya peranan penting."

Topeng kita tahu adalah alat untuk melakukan penyamaran. Dengan penyamaran itu orang bisa mengelak dari berbagai ancaman aturan yang berlaku di dalam sebuah sistem sosial. Dengan penyamaran, orang juga bisa segera menyusup dengan lembut ke dalam kehalusan, ke dalam segala sesuatu yang oleh antropolog Clifford Geertz disebut sebagai "ethok-ethok".

Akan tetapi kita juga tahu zaman tak pernah berhenti di medan yang melulu halus. Zaman selalu menjinjing perubahan, membawa ideologi-ideologi termodern dan mengusung berbagai kejutan kebudayaan yang membuat segala sesuatu bisa tak berada di tempat atau fungsi semula.

Bahasa juga mengalami cara hidup yang semacam itu. ia bisa mengalami disposisi dan disfungsi. Ia tidak pernah lahir dari ruang hampa. Ia tercipta karena didorong oleh perubahan sosial yang tengah terjadi. Katrok, Anda tahu, tak akan pernah mengada atau menjadi bahasa, jika ia tidak direproduksi oleh televisi ke segala lini, ke segala penjuru. Ia juga tidak bisa menyusup dalam kehidupan khalayak jika tidak muncul dari Tukul Arwana, idola ndesa yang sedang digandrungi oleh publik. Bahasa -termasuk ungkapan kutukupret- tidak pernah bisa otonom. Ia tidak pernah berdiri sendiri dengan tegak atau jumawa.

Persoalannya kemudian, mengapa bahasa yang cenderung dianggap kasar, ndesa, telanjang atau cablaka itu muncul di tengah-tengah peradaban Jawa yang kian meredup? Saya menduga kemeredupan peradaban Jawa memungkinkan siapa pun melakukan pemberontakan terhadap berbagai aturan yang pernah memenjara ekspresi. Ketidakwibawaan itu pula yang justru memunculkan dekramanisasi terhadap bahasa dan kebudayaan Jawa.

Tentu saja para priayi Jawa tidak perlu sewot pada Tukul. Tukul hanyalah bagian kecil dari sistem besar yang tengah mempertanyakan pranata bahasa, sosial, dan bahkan kebudayaan Jawa. Tukul datang untuk me-ngatrok-kan, mengampungkan, dan kemudian mereposisi kebudayaan Anda. Jadi, Jika tetap tak percaya, taksobek-sobek (mata) Sampean.

Sabtu, 18 April 2009

FAKTA CALEG Stress

Pemilu Legislatif telah usai, dan telah banyak media cetak maupun elektronik telah memberitakan beberapa kelakuan kekanak-kanakan CALEG yang tidak lolos ke kursi empuk. Berikut ini adalah beberapa daftar CALEG dan TIM SUKSES-nya yang melakukan sifat tidak sportif.

1. Caleg SK di Dapil I Kabupaten Sumbawa. Menarik kembali bantuan sebuah mesin genset yang di sumbangkannya ke mesjid. Selain itu, ia juga menarik bantuan dana sebesar Rp 1 juta yang disumbangkannya ke dua mushallah.

2. Caleg AH di Dapil I Kabupaten Sumbawa, sebelumnya ia menyumbang 100 buah kursi plastik dan 25 zak semen ke sebuah MTS di Kecamatan Labangka, Namun karena kecewa tidak meraih suara yang diharapkan, AH menarik kembali kursi dan semen tersebut.

3. Oknum caleg di Kota Sumbawa Besar yang tidak disebut nama dan parpolnya, meminta kembali uang sebesar Rp 20 ribu per orang yang diberikan dengan target 50 hingga 60 suara. Namun di pemilu, perolehan yang ada hanya ada saksi dan keluarga tim sukses.

4. Caleg nomor urut 9 dari Partai Golkar dari Kota Bogor,Yuniar, melalui tim suksesnya berinisial SB, menarik kembali ratusan buku tabungan masing-masing senilai Rp50.000 bertuliskan Karya Nyata Sejahtera yang dibagikan saat kampanye di Kampung Muara, RW 11/14, Kelurahan Pasirjaya,Kecamatan Bogor Barat.Namun saat hasil suara
dihitung, dari jumlah DPT yang jumlahnya sekitar 900 suara,nama Yuniar hanya memperoleh di bawah 10 suara di RW 11 dan 14.

5. Caleg Partai Golkar dari Daerah Pemilihan I Dumai Timur Aswin memalui tim suksesnya mencabut kembali lima tiang listrik yang telah dipasang untuk menyalurkan listrik kewarga setempat.

6. Caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banjar, Jawa Barat, Srihayati, 23, ditemukan tewas gantung diri sekitar pukul 07.30 WIB Selasa (14/4).Ibu muda yang mencalonkan diri untuk daerah pemilihan (dapil) I Kota Banjar dengan nomor urut 8 itu
ditemukan tewas di sebuah saung bambu di Dusun Limusnunggal RT01/01, Desa Bangunjaya,Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Ciamis.

7. Seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pahala Sianipar ditemukan tewas di kediamannya, Senin (19/04) malam. Ia tewas bunuh diri akibat menenggak obat pembasmi serangga di dalam kamarnya. Di kediamannya Jalan Pintu Air, Kecamatan Medan Kota.

8. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang Caleg yang kalah. Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, Jumat (10/4). Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan
istrinya.

9. Lazuardi, seorang caleg DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat, meninggal Senin (13/4) malam lalu. Ia meninggal beberapa jam setelah mengikuti penghitungan suara pemilu. Diduga caleg dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini meninggal karena terlalu lelah dan stres mengikuti rangkaian proses pemilu. Ditambah perolehan suara tak cukup untuk menjadikannya legislator.

10. Sri Sumini, caleg dari Partai Demokrat di Solo, Jawa Tengah, meninggal akibat serangan jantung dan lever pada hari Minggu (12/4). Menurut keluarga, sejak masa kampanye hingga usai pencontrengan sang caleg lebih pendiam dan terkesan menyimpan beban pikiran.

11. Di Cirebon, sebanyak 15 orang caleg mengalami depresi dan memilih melakukan pengobatan spiritual untuk menyembuhkan depresi kepada Ustaz Ujang Bustomi di Desa Sinarancang, Mundu, Cirebon.

12. Seorang calon legislator daerah pemilihan Tangerang, di perumahan elit Alam Sutera Kunciran, stres dan marah-marah karena kalah dalam pemilu legislatif 9 April lalu.Sekitar pukul 17.00 WIB (9/4) saat penghitungan suara dilakukan, seorang pria (40) yang merupakan caleg dari partai tertentu, terlihat frustasi saat mengatahui kalah dalam perolehan suara. Dia merangkak di pinggir jalan dengan membawa-bawa cangkir sambil meminta-minta uang kepada orang yang berlalu lalang, katanya kembalikan uang saya, kata caleg itu.

13. Salah seorang caleg Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) dari Bulukumba; Andi Langade Karaeng Mappangille Minggu (12/4) bersama tim suksesnya nekat melakukan penutupan jalan sepanjang 3 km. Tindakan tersebut diduga akibat perolehan suaranya yang tidak mencukupi menjadi caleg terpilih.

14. Di Ternate, Maluku Utara, seorang caleg berinisial HT meminta kembali televisi yang sudah disumbangkan ke warga. Ini dilakukan karena perolehan suara sang caleg sangat rendah. Kejadian ini terjadi di RT 02 Kelurahan Falawaja II, Kota Ternate Selatan.

15. Seorang caleg di Cirebon, Jawa Barat, kini sering melamun dan mengurung diri. Nasib ini menimpa Iwan Setiawan, caleg Partai Patriot asal Kabupaten Kuningan. Apa yang dialami Iwan ini bisa jadi hanya satu dari banyak kasus yang bakal terjadi. Setelah mengetahui hasil penghitungan suara tidak sesuai harapan, pria berusia 29 tahun ini mendadak menjadi pendiam dan sering mengurung diri di kamar. Keluarganya menduga, perilaku Iwan Setiawan terjadi karena kekalahannya dalam pemilu 9 April lalu. Iwan Setiawan memang telah menghabiskan uang yang banyak untuk kampanye. Setidaknya Rp 300 juta ludes dibuyurkan.

16. Ni Putu Lilik Heliawati (45), caleg nomor tiga Partai Hanura untuk DPRD Buleleng, meninggal dunia secara mendadak di rumahnya Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.Musibah terjadi Kamis (9/4) malam sekitar pukul 23.30 Wita itu. Heliawati diduga meninggal akibat serangan jantung setelah menerima telepon dari tim
suksesnya bahwa perolehan suara yang bersangkutan tidak memenuhi harapan.

17. Caleg nomor urut 15 Daerah Pemilihan (Dapil) berinisial S Sirimau untuk DPRD Kota Ambon, hendak menarik kembali karpet yang telah disumbangkan kepada ibu-ibu pengajian setempat.

18. Caleg DPRD Kulon Progo menarik kembali sejumlah hadiah dan sumbangan yang pernah ia berikan kepada warga Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo. Caleg yang menarik kembali sumbangan kampanyenya itu, S, caleg perempuan.Saat masa kampanye, S cukup sering memberikan sumbangan dan hadiah kepada warga. Di Dusun Kamal, Karangsari, misalnya, ia memberikan 14 zak semen untuk pembuatan jalan konblok. Menurut warga, S juga memberikan bantuan alat musik drumband dan uang tunai Rp 2,5 juta.

19. Di Kalimantan Tengah muncul dua caleg dan tiga simpatisan partai yang mengalami tekanan psikis. Dua dari lima orang itu mengalami gangguan jiwa ringan atau stres, seorang gangguan jiwa sedang atau depresi. Dua lainnya mengalami gangguan jiwa berat: terus mengoceh, murung, serta tak mau makan serta Minum. Kelimanya kini dirawat di Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat Kalawa Atei, Kalteng.

20. Dahlan, caleg DPRD Bulukumba dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Caleg nomor urut tiga yang bertarung di Dapil I Kecamatan Herlang, Bonto Tiro dan Kajang ini, melakukan aksi penyegelan gedung SDN 225 Kajang-Kajang, Desa Borong, Kecamatan Herlang.Dahlan mulai menyegel sekolah ini sejak Sabtu (11/4) malam lalu dengan cara
mengikat pintu gerbang sekolah menggunakan tali. Ia menyatakan, lahan yang ditempati gedung sekolah itu adalah miliknya.

21. Caleg EP dari partai RepublikaN menggusur 42 KK dari lahan tempat mereka tinggal di kawasan Daeo, desa Gura, kecamatan Tobelo, kabupaten Halmahera Utara (Halut). Tergusurnya warga itu dikarenakan ada pengusiran dari pemilik lahan yang beralasan bahwa tempat tinggal warga "menumpang" itu akan dibangun tempat usaha. EP yang merupakan caleg dari partai RepublikaN tak memperoleh satupun suara dari TPS para warga berdomisili, yang menjadi pemicu dari penggusuran tersebut.

22. Tim sukses salah satu caleg dari partai Golkar di Dapil I Ternate (Ternate Selatan-Moti) yang menarik televisi yang diberikan di pangkalan ojek Falajawa II, Kelurahan Kayu Merah, termasuk merusak pangkalan tersebut hanya beberapa jam setelah penghitungan suara berakhir.

23. Tim sukses Caleg berinisial MG di Kelurahan Jati Ternate melakukanpenarikan televisi dan bantuan semen. Hal ini dilakukan karena suara yang diperolehnya tidak sesuai dengan harapan.

Semoga saja nanti waktu PEMILU PRESIDEN, para calon presiden dan tim suksesnya tidak melakukan hal-hal aneh.

Berikut adalah 9 besar perolehan suara sementara DPR versi Pusat Tabulasi PEMILU Nasional 18 April 2009 pukul 04:50.

1. Partai Demokrat
2. Partai Golongan Karya
3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
4. Partai Keadilan Sejahtera
5. Partai Amanat Nasional
6. Partai Persatuan Pembangunan
7. Partai Kebangkitan BAngsa
8. Partai Gerakan Indonesia Raya
9. Partai Hati Nurani Rakyat



Kamis, 16 April 2009

Istilah Pemilu 2009

Jakarta (ANTARA News) - Forum 17 partai politik (parpol) yang pada pemilu 2004 meraih suara kurang dari tiga persen (tidak lulus “electoral threshold“) pada Rabu (13/6) mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mengajukan judicial review (uji materi) pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) UU No.12 tahun 2003 tentang Pemilu terhadap UUD 1945. (dikutip dari http://www.antara.co.id)

Jangan percaya dulu dengan hasil quick count lembaga survei. Komisi Pemilihan Umum (KPU) yakin real count KPU lebih akurat daripada quick count yang digelar berbagai lembaga survei. (dikutip dari http://pemilu.detiknews.com)

Itulah salah dua contoh pemberitaan selama masa menjelang hingga berlangsungnya Pemilu Indonesia 2009. Perhatikan kata yang ditulis miring. Saking seringnya istilah-istilah itu disebut dan ditulis, sehingga kita seolah-olah menganggap kata itu merupakan bagian dari bahasa Indonesia.

Padahal jika mau sedikit berusaha untuk dicari padanan kata dalam bahasa Indonesia-nya, tentu tak akan bikin keseleo lidah yang tidak biasa mengucap english.

Meski beberapa stasiun tv sudah ada yang menyebut quick count dengan “hitung cepat”, tetapi penyebutan aslinya tetap lebih sering disebut. Apalagi belakangan keluar lawan sejenisnya yaitu real count yang ironisnya justru dipopulerkan oleh lembaga resmi pemerintah Indonesia. Mungkin terpancing quick count sehingga mereka lebih memilih pakai count juga ketimbang “hitungan nyata”.

Bagaimana dengan electoral threshold? Wuiih, tulisannya aja udah bikin ngebacanya pening, gimana nyebutinnya, apalagi mengartikannya… (dari kamus.net: Electoral (n) * yang bertalian dgn pemilih atau pilihan, Threshold (n) * ambang pintu * ambang * permulaan).

Beda lagi dengan si judicial review yang sudah jelas ada padanannya, meskipun menurut mereka masih lebih keren menulis judicial review ketimbang “uji materi”.

Mudah-mudahan para pemimpin dan anggota legislatif yang nantinya terpilih membawa negara ini untuk masa lima tahun ke depan, jangan terlalu banyak memakai istilah asing jika berbicara. Siapa lagi yang akan menghargai bahasa nasional kita jika bukan kita sendiri. Semoga kecintaan terhadap Bahasa Indonesia dimulai dari para pemimpin dan wakil rakyatnya. Semoga tidak ada lagi kutipan seperti di bawah ini (dari http://pemilu.detiknews.com)

“Malam ini dengan Wiranto. Besok saat lunch dengan Prabowo, lalu malamnya dinner dengan Surya Paloh,” kata Effendy




Sabtu, 11 April 2009

"Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit" Resensi Buku


Inilah buku yang saat peluncuran langsung menuai komentar dan kontroversi, utamanya bagi pihak-pihak yang bersinggungan dengan isi buku, antara lain capres dari Partai Gerindra, Letnan Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto dan capres dari Partai Hanura, Jenderal TNI Purn Wiranto.

Sintong Hamonangan Panjaitan, adalah sosok Jenderal yang menjadi orang kepercayaan mantan presiden BJ Habibie ini. Pengalamannya yang banyak berkisar pada operasi tempur mulai dari penumpasan Kahar Muzakar di Sulawesi, Operasi Anti Teror Woyla di Bandara Don Muang serta penumpasan gerilyawan Paraku di Kalimantan Utara dimana dia membawahi beberapa sosok populer di militer Indonesia membuatnya menjadi sosok yang cukup layak diperhitungkan.

Dalam membaca buku Sintong untuk bagian kerusuhan Mei 1998 ini memang tidak akan lengkap jika kita sebelumnya belum membaca buku BJ Habibie, “Detik-Detik yang Menentukan”, Buku Wiranto “Bersaksi Ditengah Badai” dan buku Kivlan Zen bertajuk “Konflik dan Integrasi TNI AD”.

Yang menarik dalam salah satu bab buku ini adalah adanya kisah mengenai Prabowo Subianto saat masih menjadi Kapten di Kopassus dan menjadi anak buah Letjen Purn Luhut Panjaitan (mantan Menteri Perindustrian dan Dubes RI di Singapura), yaitu tentang rencana Prabowo menangkap LB Moerdani dengan dugaan kudeta terhadap Presiden Soeharto. Kisah ini menarik karena melatar belakangi permusuhan antara Prabowo dengan orang terkuat kedua di Indonesia dimasa tahun 80-an tersebut. Kisah ini juga menarik karena bisa menjadi rujukan mengapa LB Moerdani yang menjadi orang kepercayaan presiden Soeharto tiba-tiba terpaksa dicopot dari posisinya sebagai Panglima ABRI dan digantikan Jenderal TNI Try Sutrisno menjelang Sidang Umum MPR 1988.

Bagi penggemar buku militer dan kisah-kisah TNI, buku Sintong Panjaitan ini cukup layak dikoleksi. Paling jadi tambah bingung mengenai siapa yang benar dan siapa yang salah dari orang-orang yang berperan dimasa kritis Mei 1998.

HArga buku ini kalau di Tb GRAMEDIA IDR 86000, kalau di Tb URANUS diskon 20%, sedangkan di Tb TogaMas ada promo diskon 30% menjadi IDR 60200

"Pelajari sejarah perjuanganmu dimasa lalu agar kamu tidak tergelincir di masa depan"




Jumat, 10 April 2009

Dicari Penyanyi CILIK

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air semua...

Apakah saudara sadar bahwa sekarang ini Indonesia telah kehilangan penyanyi cilik dengan lagu - lagunya yang mendidik, atau dengan tema tentang anak - anak...??

yang ada sekarang penyanyi cilik menyanyikan lagu - lagu orang dewasa, dengan tema lagu yang menurut saya sangat tidak cocok sama usia mereka...? (dimana rata-rata lagu percintaan)

begitu pula yang di Televisi......

semua kontes menyanyi untuk anak - anak, jarang sekali mereka menyanyikan lagu yang bertema tentang kehidupan anak kecil.......

Ini kebaikan atau tidak ya buat kita...???

dan

Dimanakah gerangan Papa T. Bob dan pencipta lagu anak-anak yang dahulu raja buat lagu untuk anak-anak?????






Selasa, 07 April 2009

Taman Kiri

Mengapa sulit sekali aku untuk menepati janjiku padaMu,...padahal jelas aku pasti keliru,...

sepertinya mudah saja,..hanya aku jangan melalui jalan kiri yang berliku..., disitu.., banyak sekali debu tebal.

debu yang sangat tebal dan bau..., sampai si kerikil tajam dan pecahan kaca antah berantah, dan tak terlihat oleh mata yang buta arah..., tapi kenapa ya keliatannya biasa aja????

padahal kalau aku lagi asyik disitu lalu kakiku luka, atau tersayat ranting berduri..., aku pasti kembali padaMu..., merengek minta diobati dan jangan lagi meninggalkanku..., (ssttt,..padahal kan aku yang sering berlarian kesana kemari,...)

manjanyaaa aku padaMu..., tapi manja yang tak tau dirii....!! ...diulang lagi diulang lagi dan diulangg lagi........

ugghhh kesel aku sama si aku...!! taman kiri itu burukkk....., buruk sekali....., kata orang kalau terlalu asyik main disitu bisa ber.....B..A..H..A..Y..A!!! ..iya lho !! karena ada kubangan lumpur hisap yang bessssuuaaar...., sekali....., konon kubangan itu tak berujung dan tak bertepi,.....tak kelihatan, dan,.. diia bisa menghisap RIBUAN bahkan JUTAAN anak manusia yang ada disekitarnya dan habislah...., mereka......, tak bisa keluar lagi....

ihhhh seraaaam sekali...., tapi lalu......, siapa itu yang memanggil-manggil....., aku kok nggak kenal ? wajahnya cantik tapi kok......, berbau gosong...., Ya...Allah apa sih itu???...., jauhkan aku dari taman kiri..., jauhkan aku dari ranting berduri......, jauhkan aku dari kerikil tajam..., jauhkan dari lumpur hisap yang besar...., dan jauhkan aku dari taman kiri yang kelam...., amien,..amien,..ya rabbal a'lamien,...




Senin, 06 April 2009

Ulang Tahun Nelayan Indonesia


Hari Nelayan Indonesia - Enam April, kali ini sepi. Seluruh komponen bangsa ‘tersibukkan’ perayaan Pemilihan Umum, yang sebenarnya tidak lebih istimewa, semacam rutinitas lima tahunan, tanpa perubahan. Bagai potret nasib nelayan, tak berubah. Terlupa dan tergilas. Industri tambang berkontribusi terhadap perusakan perairan dan perikanan, sebuah fakta yang layak direnungkan di hari Nelayan.

Sejumlah Koran yang setiap hari memenuhi dengan pemberitaan seputar kampanye dan Situ Gintung—lebih tepatnya kampanye di Situ Gintung, juga melupakan hari nelayan. Tak ada berita tentang perayaan hari nelayan, tak ada profil nelayan luar biasa, yang tiap hari mempertaruhkan nyawa, demi ikan segar yang terhidang di piring-piring penduduk perkotaan miskin hingga kaum the have. Bahkan jika anda berkunjung ke www.dkp.go.id, situs Departemen Kelautan dan Perikanan RI (DKP) tak ada satu kalimat pun menyinggung hari Nelayan. Ucapan selamat pun tak tampak.

Fakta ini, isyarat betapa nelayan Indonesia akan terus tergilas dan terlupa. Sejumlah nelayan kita juga tertangkap di perairan Australia bernasib mengenaskan. Kapal mereka dibakar di lautan, mereka diproses pengadilan, sebelum akhirnya dicampakkan di bandara Kupang. Tak satupun aparat pemerintah menyambut kedatangan nelayan di bandara. Sepanjang 2007 sebanyak 980 nelayan yang merupakan awak 119 kapal ikan Indonesia ditangkap. Bahkan tahun sebelumnya, sekitar 2.500 nelayan dan 365 kapal ditangkap otoritas Australia.

Sungguh berbeda dengan mudahnya hilir mudik kapal asing di perairan Indonesia. Bahkan, sejumlah perusahaan perikanan asing mengkapling lautan sedemikian bebasnya di sejumlah perairan, seperti perairan Bali Utara, perairan Sapeken dan Kangaian Madura. Dan sejumlah perairan pesisir Sumatra dan Kalimantan. Mereka bahkan menggunakan bahan peledak, pukat harimau, dan sejenis alat tangkap yang kerap mengalahkan nelayan kita.

Perairan Indonesia bagai surga bagi nelayan asing dan medan perang bagi nelayan tradisional, mereka terkepung dari berbagai penjuru. Di samudera lepas kalah oleh kecepatan nelayan asing dengan peralatan canggihnya. Di pesisir pantai hingga 12 mil, mereka disibukkan gangguan-gangguan operasi perusahaan tambang baik skala kecil dan besar.

Mestinya kita berterimaksih kepada enam juta nelayan dan petambak tradisional Indonesia. Merekalah Pahlawan protein, yang menyediakan pemenuhan protein utama bagi penduduk negeri kepulauan ini.



refensi : SOLOPOS, ICTWOMEN



Trik MencontreNg

Maaf tanggal sembilan besok aku tidak nyoblos. Habis ada yang menyuruh ku untuk tidak mencoblos partai caleg manapun. Alasannya pun sangat kuat.........."sekarang kan mencontreng bukan mencoblos, contreng pilihan anda".

Banyak orang yang bingung mau memilih yang mana dalam pemilu 2009. Kebanyakan partai ternyata mempersulit proses pemilu itu sendiri, boros lagi..... (udah begitu duitnya di dapat dari pinjaman luar negeri. Kalau benar seperti itu ya benar-benar pemborosan dan tidak efektif serta efisien). Tapi tenang, bagi anda yang ingin menggunakan hak suaranya pada pemilu tahun 2009 tanggal 9 April mendatang. Ada tips untuk mempermudah anda dalam menentukan pilihan dari ribuan dan ribetnya pilihan. Caranya mudah.........

GUNAKANLAH FASILITAS BANTUAN DALAM MEMILIH BAGI SELURUH MANUSIA DI JAGAT RAYA...................YAITU.................Sholat Istikharah.................. (mintalah petunjuk Allah Swt.)

Selamat mencoba

Kamis, 02 April 2009

Cinta Itu....



Ini bukan Video Klip lagunya AGNES MONIKA alias AGMON yang cinta ini......, kadang-kadang tak ada logika.....

Tetapi.............

Ucapan terakhir GDE PRAMA saat jadi pembicara di Kick Andy saat talkshow Laskar Pelangi The Movie..........

Cinta itu sebuah perjuangan
Cinta tidak pernah datang dengan mudah, datang cara murah dari langit
Semuanya harus kita perjuangkan
Dan seringkali cinta itu baru mekar setelah kita melewati berbagai macam derita
Dan diujung cerita
Derita bukan musuhnya cinta
Derita membuat cinta itu menjadi lebih dewasa

Mantep sekali ucapannya santai dan mengalir..............

Kertas Biru

Semoga bermanfaat....
[Bahasa Jakarta Mode On]

Beberapa waktu yang lalu (sebulan lalu waktu saya di jakarta) sekembalinya jalan-jalan, saya dan teman pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi di daerah mampang (kalau ndak salah). Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?
Sopir ( Sop ) : Baik Pak?

P : Mas tau..kesalahannya apa?
Sop : Gak pak

P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang? lalu menulis dengan sigap

Sop : Pak jangan ditilang ? wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana? kalo ada pasti saya pasang
P : Sudah? saya tilang saja? kamu tau gak banyak mobil curian sekarang? (dengan nada keras !! )

Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian!
P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH)

Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya?Saya mau yg warna BIRU aja
P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!

Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?
P : Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU? Dulu kamu bisa minta form BIRU? tapi sekarang ini kamu Gak bisa? Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)

Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin polisi) Dalam hati saya? berani betul sopir taksi ini ?
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?

Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU? Bapak kan yang gak mau ngasih
P : Kamu jangan macam-macam yah? saya bisa kenakan pasal melawan petugas!

Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini saja pak saya foto bapak aja ? kan bapak yang bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP) Wah ? wah hebat betul nih sopir ?. berani, cerdas dan trendy ? (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.
P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil berlalu) Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan ? shoot pertama? (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi )

P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu
Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya) lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi

P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya pak?. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)



P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal) Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp..30.600 sambil berkata ?nih kamu bayar sekarang ke BRI ? lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu?..
Sop : (Yes!!) Ok pak ..gitu dong kalo gini dari tadi kan enak?

Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya ... Mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan. Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, ? ? Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu.? ? Untung saya paham macam2 surat tilang.? Tambahnya, ? Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI?. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!?

Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut: SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat. itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang... Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.. SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN). Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang. You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA

MAri LAWAN OKnum Polisi yang memeras Uang rakyat..!!!!!