Senin, 23 November 2009

Undangan Ultah TPC ke 2 untuk semua komunitas Blogger

Dalam serangkaian kegiatan Ultah TPC yang kedua, Tugupahlawan.com, kami mengundang kepada seluruh komunitas blogger yang ada di seluruh wilayah Indonesia, dan mengharapkan dengan sangat kehadirannya pada acara yang akan kami adakan dengan mengadakan acara “Dialog Interaktif” pada:

Hari : Sabtu, 28 November 2009
Jam : 09.00 - selesai
Pembicara : Wawali Surabaya (Bapak Arif Afandi), Direktur ICT Watch (Bapak Donny BU), Blogger Senior (Bapak Sawali Tuhusetya)
Tempat : Gedung Telkom Margoyoso Lt 7

dan juga Gathering Blogger pada :

Hari : Minggu, 29 November 2009
Jam : 08.00 - Selesai
Tempat : Keliling Surabaya tempo dulu
Diharapkan dengan sangat seluruh rekan-rekan komunitas blogger bisa ikut berpartisipasi dengan bisa hadir pada acara tersebut.

NB :

Seluruh akomodasi, transportasi dan konsumsi selama di Surabaya ditanggung oleh Panitia

untuk informasi selengkapnya bisa hubungi : 0811316549 - 03170739236 (Novianto)

Bagi komunitas untuk bisa segera konfirmasi kehadiran dengan menulis komen di sini atau mengirimkan email ke : nopy_pr@yahoo.com


Kamis, 19 November 2009

G A P T E K

Krisis pangan tidak hanya menjadi langganan negara-negara Afrika tetapi juga melanda sebagian besar negara di seluruh dunia. Indonesia juga tidak lepas dari masalah ini. Faktor utama penyebab krisis pangan antara lain banyaknya jumlah penduduk, rendahnya produksi panen dan kompetisi pangan.

Produksi rendah bukanlah fakta yang harus kita ragukan. Produksi beras nasional di tingkat petani masih tergolong rendah. Alasan utamanya karena petani kita "gaptek". kenapa gaptek? karena pemerintah yang terlibat dalam dunia pertanian juga gaptek. betapa tidak gaptek, untuk memenuhi tanggung jawab memberi makan 230juta penduduk, pemerintah masih mengandalkan "cangkul", how come?

Modernisasi pertanian di Indonesia berjalan sangat lambat. Transfer teknologi hampir tidak ada kecuali menjadi "sasaran" teknologi luar. bila hal ini terus berlangsung,selamanya petani akan menjadi object yang makin menjauhkan mereka dari harapan untuk hidup makmur.

Pertanian Indonesia seperti orang kebingungan untuk menentukan masa depannya di tengah-tengah dua pengaruh utama sistem pertanian saat ini. Di satu pihak Amerika dengan jor-joran mengajak dunia untuk mengadopsi sistem pertanian berteknologi tinggi dengan sistem bioteknologi dengan janji produksi tinggi namun beresiko terhadap lingkungan. Di lain pihak, teknologi Eropa mengajak kepada sistem pertanian yang sederhana yang lebih membumi namun setidaknya mensyaratkan adopsi mekanisasi.

Mana yang akan dipilih negara kita? Indonesia sepertinya menolak tegas ajakan Amerika tersebut walau secara diam-diam pemerintah mengijinkan negeri ini menjadi lokasi riset mereka (misalnya kasus kapas transgenik di sulawesi). Tawaran adopsi pertanian berwawasan lingkungan pun ditanggapi dengan ogah-ogahan oleh pemerintah walau pemerintah secara formal mencanangkan tahun 2009 (?) sebagai tahun pertanian organik. tetapi secara aktual kita tidak melihat langkah nyatanya.

Sampai saat ini negara kita masih belum memilih dari dua sistem diatas. Ada 3 jawaban yang mungkin menjadi alasan; pertama pemerintah terlalu berhati-hati, kedua pemerintah 'gaptek' kepada dua teknologi diatas, ketiga pemerintah tidak punya niat untuk memperbaiki sistem pertanian yang ada saat ini.

"Bimbang" sepertinya memang menjadi tradisi pemerintahan "Bambang". bisa jadi karna terlalu bijak hingga takut mengambil kebijakan yang salah. namun tidak adanya ketegasan juga bukan berarti mereka telah bertindak bijak. atau mungkin juga karena tradisi import beras masih menjadi sarapan manis bagi para pejabat ?

Selasa, 17 November 2009

Puisi Negeri Para Bedebah

Puisi Negeri Para Bedebah
oleh: Adhie M Massardi

-----------------------------------------------------------------------------------------

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah

Lautnya pernah dibelah tongkat Musa

Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah

Dari langit burung-burung kondor

menjatuhkan bebatuan menyala-nyala



Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?

Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah

Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah

Atau menjadi kuli di negeri orang

Yang upahnya serapah dan bogem mentah



Di negeri para bedebah

Orang baik dan bersih dianggap salah

Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan

Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah

Karena hanya penguasa yang boleh marah

Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah



Maka bila negerimu dikuasai para bedebah

Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah

Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum

Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya



Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah

Usirlah mereka dengan revolusi

Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi

Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi

Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

-------------------------------------------------------------------------------------------------


Puisinya Adhie M Massardi,

semoga bermanfaat



Jumat, 13 November 2009

Kenapa Ada Sebutan Pahlawan???

Mereka tidak menginginkan panggilan itu. Mereka tidak perlu penyematan kata itu dalam dirinya. Mereka juga tidak menginginkan apa-apa. Dan saya yakin yang mereka inginkan hanya sebuah perubahan yang tak kunjung terjadi padahal selama ini selalu diimpikannya.

Ya mereka yang kita sebut sebagai pahlawan sesungguhnya tidak terlalu istimewa ketika kita juga mau berbuat dan mampu berbuat hal yang sama dengan mereka. Namun diantara kita terkadang hanya lebih suka melihat sesuatu yang kita anggap wah karena memang hal yang "biasa" tersebut tidak pernah terpikirkan oleh kita.

Sudah barang tentu, mereka yang kita sebut sebagai pehlawan dan sampai kita memanggil begitu. Karena mereka tidak terlalu senang berada dalam kondisi yang nyaman. Mereka akan terus bergerak tanpa harus menunggu orang lain yang untuk berpikir kearah yang sama saja sangat lambat. Parahnya lagi enggan untuk berbuat demikian. Namun beda dengan mereka yang kita sebut sebagai pahlawan. Mereka akan selalu mencari dan berpikir sebelum orang lain memikirkannya. Inilah yang membuatnya istimewa.

Pahlawan
seperti mereka tidak selalu menunggu adanya perintah untuk berpikir dan bergerak. Namun dengan inisiatif yang tinggi mereka mau bergerak disaat yang lain diam. Pun ketika ada amanah yang disematkan kepadanya, mereka akan selalu siap kepada perintah dan percaya bahwa perintah itu untuk tujuan kebaikan bersama. Bukan meminta keringanan dan kelonggaran tanggungjawab dan menentang perintah ketika dirasa perintah itu berat dirasakannya.

Jadi jangan salahkan mereka bersikap sebagai seorang pahlawan. Tapi salahkan diri kita yang memanggil mereka dengan panggilan tersebut. Dan salahkanlah diri kita yang masih mau menyematkan kata "pahlawan" kepada mereka. Padahal kalau memang kita mau, kita pasti mampu berbuat seperti mereka. Salahkan diri kita yang malas untuk berpikir dan bertindak sehingga kesempatan itu diambil oleh orang yang kita panggil sebagai pahlawan.

Selasa, 10 November 2009

Menjual Kulit Hewan Qurban

Bolehkah Kita Menjual Kulit Hewan Qurban????

Dalam masalah menyembelih hewan qurban, kita mengenal dua pihak. Pihak pertama adalah pihak yang beribadah dengan menyembelih hewan qurban. Pihak kedua adalah mustahiq, yaitu fakir miskin yang menerima pemberian.

Dalam masalah pembagian daging hewan qurban, kedua belah pihak sebenarnya sama-sama berhak untuk memakannya. Jadi yang berkurban boleh makan dan yang berhak (mustahiq) juga boleh makan.

Bedanya, kalau pihak yang berqurban, hanya boleh makan saja sebagian, tapi tidak boleh menjualnya. Misalnya, ketika menyembelih seekor kambing, dia boleh mendapatkan misalnya satu paha untuk dimakan. Tapi kalau timbul niat untuk menjual paha itu ke tukang sate, meski niatnya agar duitnya untuk diberikan kepada fakir miskin juga, secara hukum ritual qurban, hal itu tidak bisa dibenarkan.

Maka hal yang sama berlaku juga bila yang dijual itu kulit, kaki dan kepala hewan qurban. Hukumnya tidak boleh dan merusak sah-nya ibadah qurban.

Dalilnya adalah khabar berikut ini: Orang yang menjual kulit hewan qurban, maka tidak ada qurban baginya. (HR Al-Hakim dan beliau menshahihkannya)

Mustahiq Boleh Menjual

Lain halnya bila daging qurban itu telah diserahkan kepada pihak mustahiq, maka buat si mustahiq, hukumnya terserah kepada dirinya. Dia boleh makan daging itu, diberikan lagi kepada orang lain, atau dia juga boleh menjualnya.

"Bagi orang fakir yang mengambil bagian daging hewan qurban, maka dia berhak untuk mengelolanya (sesukanya), walaupun dengan menjualnya kembali kepada orang muslim, karena dia telah memiliki apa yang telah diberikan kembali kepadanya. Berbeda bila yang mengambil kembali adalah orang kaya."

Dia tidak wajib memakannya sendirian. Kalau dirasa dia butuh sesuatu yang lain, sementara dia tidak punya uang, tapi punya daging hewan yang lumayan banyak, menurut sebagian ulama, dia boleh menjual daging yang menjadi jatahnya.

Sebab ritual qurban yaitu menyembelih hewan sudah terlaksana, demikian juga dengan memberikan dagingnya kepada fakir miskin juga sudah terlaksana. Lalu kalau si miskin yang sudah menerima daging itu ingin menjualnya, toh daging itu sudah menjadi miliknya.

Dan karena daging itu miliknya, ya terserah dia mau diapakan. Mau dimakan sendiri atau mau dijual, semua terserah padanya.

Kamis, 05 November 2009

Bijaksana Bijaksini

"If you don't have the time to do something right, when are you going to find the time to fix it?" Stephen King

Jangan bersedih! Jangan bersedih bila anda merasa belum bijak.Karena kalau anda tetap bersedih, anda sendirilah yang membuat tegang urat syaraf anda, menggoyahkan eksistensi anda, memayahkan hati anda, dan menggelisahkan dan membuat anda susah tidur.

Jika semua orang tidak malu dan mau untuk jujur, pasti dalam benaknya akan membenarkan bahwa banyak dari kita yang menyesal kenapa diwaktu lalu seringkali membuang-buang waktu untuk hal-hal yang nggak berguna dan sia-sia. Sehingga kata-kata penyesalan seperti, kenapa, seandainya saja, seumpama,…

Seringkali kita dengar terucap dari mulut teman, saudara kita atau malah dari diri kita sendiri. Sudah kepalang, sudah terlambat nasi sudah menjadi bubur, kalau sudah begini,bagaimana kalau kita ubah buburnya, menjadi “BUBUR SPESIAL”,inilah teorinya.

Teori Bubur ayam spesial: apabila nasi sudah menjadi bubur… pikirkanlah “bubur ayam spesial” ( banyak orang yang suka dengan bubur ayam spesial, lengkap dengan variasi ditambah telor, Hati, Rempela, dll)

Kita seringkali merasa tidak puas atas pencapaian yang sudah kita raih di saat ini dikarenakan menyadari diwaktu-waktu yang lalu telah mendzalimi diri kita sendiri dengan memboroskan waktu dengan melakukan hal-hal yang nggak penting. Jadi jika untuk menyesal kita memang harus tua dulu agar tau, tapi Untuk menjadi bijak kita nggak perlu jadi tua dulu

Masa kita harus tua dulu dan baru menyadari kalo kita udah bertindak bodoh dan hanya bisa menghibur diri dengan berkata, mau gimana lagi nasi udah menjadi bubur? Toh sudah bagus kita masih bisa seperti ini.

Seperti ini yang saya maksud akhirnya kembali kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Karena tentu saja nilai pencapaian tiap orang adalah tidak sama. Bisa jadi yang anda raih buat saya sudah yang saya impikan tapi buat anda mungkin belum apa-apa seandainya diwaktu lalu bisa memanfaatkan waktu seoptimal mungkin.

Menjadi bijak agar kelak tidak menyesal dengan bertindak sembrono yang akan berakibat penyesalan sebenarnya adalah pilihan dari awal, pilihan kita selagi muda selagi harapan dan kesempatan masih terbentang luas. Namun sayangnya, pilihan ini hanya sebatas pengetahuan saja tapi implikasinya sering kali terabaikan

Pencarian jati diri bisa jadi alasan bagi anak-anak muda agar dimaklumi jika sudah bertindak tidak semestinya. Oke, mungkin kita orang bisa memaklumi, tapi pertanyaannya apakah hidup akan bisa memaklumi? Apakah ketatnya tingkat kompetensi sekarang ini akan mau peduli? Akan lebih mudah jika dalam hidup kita tidak dipusingkan oleh segala kompetensi. Tapi apakah bisa? Sedang existensi seseorang sangat tergantung oleh seberapa besar kompetensi kita.

Hukum rimba itu sebenarnya hanya berganti persepsi aja tapi prinsipnya sama, kalau dulu siapa yang yang paling kuat dialah yang akan jadi pemenang, tapi hukum rimba sekarang siapa yang paling memiliki kompetensi dialah yang akan exist. Sama aja kan semuanya menyebutkan siapa yang “paling”. ..

Nah bagi anda yang sudah Tua, bagi yang akan siap-siap menjadi tua apakah anda sudah merasa bijak ? (tanyakanlah dalam hati).



Kalau ada yang tanya kepada saya, apakah luxsman sudah bijaksana?

Saya aka jawab ;”Saya sedang berusaha , akan belajar, dan akan selalu mencoba dan berusaha lebih baik, dan akan memperbaharui diri sendiri, setiap hari dari hari ke hari. Kenapa saya belum bijaksana? karena saya bijaksini, kenapa bijaksini?, karena saya ada disini,bukan disana.

Jadi janganlah anda “MENSANA IN CORPORESANO”, Saya kesana, fikiran kesono.....

Tapi kalau tanggal tua, seperti biasa.. menghayal lagi. menghayal jadi orang kaya dan bijaksana.

KATA-KATA BIJAK
Nothing is a waste of time if you use the experience wisely." - Auguste Rodin
When you believe you can -- you can." - Maxwell Maltz

"Remember, happiness doesn't depend on who you are or what you have, it depends solely upon what you think." - Dale Carnegie

"Life is a succession of lessons which must be lived to be understood." - Helen Keller
"With faith, there are no questions; without faith there are no answers." - The Chofetz Chiam

"To handle yourself, use your head; to handle others, use your heart." - Donald Laird

You don't stop laughing because you grow old; you grow old because you stopped laughing. - Luxsman