Selasa, 15 Februari 2011

Kabar Burung

Apa perasaan anda ketika melihat foto disamping?

Lihat, pria yang berpistol. Bukankah dia terlihat sangat kejam, sadis, haus darah dan mengeksekusi orang dipinggir jalan? Dan, pria disebelah kanan, alangkah teraniayanya dia? Lihat wajahnya yang ketakutan dan mengiris hati bahkan saat melihatnya dari sebuah foto lama.

Foto yang diambil oleh Jurnalis Eddy Adams pada tanggal 1 februari 1968 ini menggambarkan seorang Jendral Nguyen Ngoc Loan mengeksekusi seorang pria bernama Nguyen Van Lem. Foto ini tersebar di Amerika serikat dan menimbulkan kebencian penduduk disana terhadap Jendral Nguyen Ngoc Loan.

Malangnya, jendral Loan belakangan malah bermigrasi ke amerika dan membuka restoran Pizza disana. Kedamaian hanya didapatkan Jendral untuk sesaat, karena rupanya orang-orang disanan mengenali wajahnya dan mulai melakukan semacam "pembalasan" atas kekejamannya melalui teror-terror verbal, tulisan-tulisan di kamar mandi restorannya. "Teror" ini memaksa Jendral untuk menutup restorannya ketika identitasnya diketahui masarakat.

Tetapi, disamping kebencian masyarakat Amerika terhadap Jendral Loan. Sang fotografer sendiri, yang melihat kejadian secara lansung, justru meminta maaf kepada sang Jendral. Eddy Adam bahkan menyatakan menyesal telah menyebarluaskan foto tersebut.

Ada apa rupanya?

Rupanya, masyarakat Amerika dan mungkin juga dunia, begitu terpengaruh oleh foto ini sehingga menganggap apapun persepsi yang mereka dapat dari foto ini adalah kebenaran.

Faktanya, Jendral Nguyen Ngoc Loan adalah kepada Polisi di Saigon, sedangkan Nguyen Van Lem adalah salah satu pervira Viet Cong yang pada hari itu melakukan pemberontakan besar-besaran di seluruh Vietnam. Dengan demikian kondisi sebenarnya bukanlah "pembantaian" seperti yang tergambar dalam benak orang-orang amerika tetapi "perang" dan Nguyen van lem barada di pihak yang kalah. Dalam perang dimanapun, wajar bila dia terbunuh.

Tambahan lagi, Nguyen Van Lem bukanlah orang biasa di Viet cong, dia adalah komandan dari kelompok pembantai viet cong. Saat ditangkap Nguyen van lem berada di lokasi bersama empat puluh tiga orang Polisi beserta keluarganya yang terikat dan telah tewas ditembak. Dengan kata lain, Ngyuen Ngoc Loan mengeksekusi seorang Van Lem, karena van lem telah mengeksekusi empat puluh tiga orang anak buahnya.

Hal seperti foto inilah yang saya istilahkan dengan berita satu waktu. Pemberitaan dimana, hanya mencakup suatu kejadian pada satu waktu tertentu. Seperti terlihat pada contoh diatas, pemberitaan seperti ini seringkali tidak fair dan menimbulkan kesalahan persepsi atas apa yang terjadi.

Pemberitaan atas penyerangan terhadap HKBP atau ahmadiah misalnya. Kebanyakan hanya diberitakan "penyerangan" nya saja sehingga image terhadap masyarakat muslim pun makin menjadi miring, kejam, suka kekerasan dan tidak lupa julukan yang menjadi kata-kata sakti saat ini : "tidak toleran"

Padahal, peristiwa penyerangan itu hanyalah "satu kejadian". Dan seperti saya contohkan diatas, satu kejadian saja belumlah cukup untuk menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi. Banyak kejadian-kejadian pendahulu yang telah terjadi sebelum peristiwa tersebut yang patut dicermati untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Kamis, 10 Februari 2011

Valetinen Day, Hari Raya Latah

Mall, supermarket dan pusat hiburan elite dihiasi dengan pernik-pernik yang serba pink dan biru muda, dengan ragam bentuk mulai dari pita, bantal berbentuk hati, boneka panda, atau rangkaian bunga. Para remaja merayakannya dengan saling berkirim kado istimewa, kartu kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupid bersayap juga sms yang berisikan pesan cinta dan sayang. Itulah panorama 14 Februari, hari kasih sayang, disebut dengan Valentine Day (perhatian: akan lebih bagus jika tidak di-indonesiakan dengan ‘Hari raya Valentine’).

Anehnya, kalangan Barat sendiri mempertanyakan akar historisnya. Sebagian mengakaitkannya dengan kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Sebagian menganggapnya sebagai sebuah hari raya Katolik Roma yang berasal dari artikel Santo Valentinus.

Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908), nama Valentinus paling tidak bisa merujuk tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda, seorang pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Africa.

Masih menurut Catholic Encyclopaedia, koneksi antara ketiga martir ini dengan hari raya cinta romantis tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius II, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Konon, Paus Gelasius II sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.

Pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, beredar kepercayaan bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS), sebagaimana dikutip Wikipedia, memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu milyar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini membuat Valentine Day menjadi hari raya terbesar kedua setelah Natal.

Pada tahun 1969 hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santa yang asal-muasalnya bisa dipertanyakan dan hanya berbasis legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Hari Valentine kemungkinan diimpor oleh Amerika Utara dari Britania Raya. Di Amerika Serikat kartu Valentine pertama yang diproduksi secara massal dicetak setelah tahun 1847 oleh Esther A. Howland (1828 – 1904) dari Worcester, Massachusetts. Ayahnya memiliki sebuah toko buku dan toko peralatan kantor yang besar dan ia mendapat ilham untuk memproduksi kartu dari sebuah kartu Valentine Inggris yang ia terima. (Semenjak tahun 2001, The Greeting Card Association setiap tahun mengeluarkan penghargaan “Esther Howland Award for a Greeting Card Visionary”.) Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk memberikan perhiasan (dan menngeruk keuntungan, tentunya)..

Sejak itulah tradisi perayaan Valentine Day mendunia dan menrejang tradisi dan budaya serta agama di Asia dan Afrika. Di Iran dan Saudi Arabia hari raya Valentine hanya dirayakan oleh orang-orang Kristen. Di Malaysia orang Melayu mengecamnya. Di Indonesia, budaya yang berbasis dari teologi Kristen ini disambut dan dirayakan tidak hanya oleh kalangan Kristen, namun dirayakan oleh sebagian umat Islam, terutama oleh kalangan modern lapisan ekonomi menengah ke atas. Beberapa tahun terakhir peryaan hari Valentina ini makin semarak berkat globalisasi yang kian tak terbendung yang menciptakan pergesaran nilai dan perubahan orientasi gaya hidup. Bukan hanya sinema, pub dan cafĂ© yang menanjikan hiburan khusus Valentine, stasiun-stasiun televisi jauh hari telah mengiming-imingi pemirsa dengan tayangan-tayangan spesial mulai dari film romantis import sampai komedi lokal yang biasanya konyol dan jorok. Alhasil, semua pihak ‘yang berkepentingan dengan penduniaan Valentine’ cukup bekerja keras.

Menurut rumor yang sangat santer, pada hari itu, gerbang susila dan moral agama, yang sebelumnya sudah terbuka, dibuka lebih lebar. Banyak gadis, termasuk di sejumlah kota besar di Indonesia, mempersembahkan keperawanannya sebagai bukti cinta kepada pria kecintaannya.

Islam tentu tidak menentang orang bergembira apalagi berbagi kado kepada orang yang amat dicintai, bahkan menganggap setiap hari, sebagai hari cinta. Namun prilaku ‘latah’ meniru tradisi bangsa lain, apalagi akar sejarahnya tidak jelas sungguh bertentangan sikap ‘menghormati diri sendiri’ yang sangat ditekankan dalam akhlak, sebagaimana diajarkan oleh Nabi. Allah melarang kita bertindak latah dalam firman-Nya, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban (QS Al Isra’ : 36)”

Di tengah situasi negeri yang sangat murung ini, saling berbagi kado antar orang kaya tentu akan terasa lebih menyakitkan. Bukankah lebih bijak bila biaya asesoris yang mewah dan mubazir itu dijadikan sebagai dana sumbangan untuk korban banjir lahar dingin gunung Merapi yang menggigil kedinginan? Tentu warga di sekitar Kali Putih Magelang mengutamakan nasi bungkus ketimbang bantal pink yang berlambang hati. “Jangan baca puisi di hadapan orang yang lapar,” kata pepatah

Senin, 07 Februari 2011

Plagiat itu Diperlukan

Banyak orang menganggap meniru itu merupakan bakat rendahan (cuma meniru!!) dan tidak mempunyai nilai pembelajaran. Tidak selalu demikian, Dr. Susan Blackmore psikolog dari Universitas  Plymouth di Inggris menjelaskan bahwa meniru bukan saja merupakan cara belajar yang efektif dan to the point, tetapi juga bahwa diperlukan kecanggihan untuk dapat meniru. Meniru adalah semacam benih (gen) kreatifitas dan perkembangan sebagaimana batu yang merupakan bahan dari macam-macam pahatan. Guru menunjukkan dan murid menirukan. Meskipun guru berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti panutan spiritual tetapi sejak SD saya diajarkan bahwa guru berasal dari singkatan digugu (dipercaya-bahasa Jawa) dan ditiru. Tirukan guru bagaimana cara menulis,  membaca dan menghitung yang benar. Tirukan ustad anda melafalkan huruf hijaiyah yang fasih, ruku dan sujud yang tumakninah. Itulah modal awal untuk menjadi seorang anda yang professional dan da’i yang kondang seperti sekarang ini.

Saya tidak suka melihat teman-teman saya yang memencong-mencongkan bibir dan menekuk lidah meniru cara orang barat berbahasa Inggris. Makanan kita singkong mereka makan keju. Bibir dan lidah kita beda takkan bisa persis meniru pengucapan mereka. Tidak nasionalis meniru-niru logat orang asing. Mereka teryata sekarang ada yang menjadi konsultan atau bekerja di perusahaan asing dengan gaji selangit. Saya mungkin salah. Menirukan logat lawan bicara kita ternyata membuat kita memahami dan dipahami oleh mereka. Dalam penelitian bersama Unversitas Manchester Inggris dan Unv. Radboud Belanda, sejumlah relawan diminta mendengarkan kalimat bahasa Belanda yang dibaca dengan aksen yang dibuat-buat sehingga terdengar sangat asing. Beberapa relawan diminta mengulangi kalimat-kalimat itu dengan aksen yang sama. Yang lain diminta mengulangi kalimat itu tanpa meniru aksennya, sementara kelompok ketiga diminta menuliskan apa yang mereka dengar. Kemudian mereka diminta untuk mendengarkan kalimat-kalimat lain dengan aksen yang asing itu. Para relawan yang yang telah mengulangi kalimat pertama sambil menirukan aksennya, ternyata jauh lebih memahami kalimat-kalimat berikutnya dibanding relawan yang lain. 

Menurut Dr. Patti Adank perancang penelitian itu, jika orang berbicara satu sama lain mereka cenderung saling menyesuaikan percakapan mereka satu dengan yang lain. Ada kecenderungan alami untuk melunakkan suara dan merubahnya dengan halus menjadi seperti lawan bicaranya. Otak anda secara bijak dan tidak kentara menggeser suara anda hingga terdengar lebih seperti mereka. Ketika berbicara dengan seseorang yang aksennya sangat kuat, bila kita menirukan logat mereka maka kita akan mengerti dengan lebih baik. Ia juga mengatakan bahwa ada beberapa ciri kepribadian , seperti empati misalnya, yang memberikan kemampuan dan kemudahan untuk meniru orang yang dia ajak berbicara.

Steve Mc Claren  ex manager tim sepak bola Inggris yang kemudian memimpin club FC. Twente dari Belanda suatu kali mengadakan konferensi pers dalam bahasa inggris dengan menggunakan logat Belanda. Orang banyak menganggapnya konyol, tetapi menurut hasil penelitian ini, bukan saja menjadikan dia mudah difahami oleh klubnya  tetapi ia faham kalau anak buahnya berbahasa Inggris dengan logat Belanda yang medok.

Jadi tirukan logat Batak atau Ambon bila berbicara bahasa Indonesia dengan mereka. Dan logat Singapura atau India yang khas itu kalau berbahasa Inggris dengan orang sana. Dijamin komunikasi lancar. Tapi hati-hati jangan sampai mereka merasa terhina. Anda akan mampu dan mudah melakukannya bila anda orang yang peduli dan suka memahami orang lain 

 

Posted via email from luxsman