Jumat, 02 Oktober 2009

Fenomena Kontroversial Dunia Maya

Salah satu fenomena yang kontorversial dalam berkomunikasi di dunia maya Facebook, Multiply, Friendster, Twitter, Plurk dan sejenisnya adalah adanya fasilitas "remove/delete contact". Orang yang meremove contactnya seringkali di cap sebagai orang yang memutus silaturrahim, sebuah tindakan yang sangat tercela dalam hukum islam. Benarkah tindakan meremove contact sama dengan memutus silaturrahim?
pertanyaan besar ini akan coba saya analisa, bukan untuk dijadikan landasan hukum tetapi sebagai dasar pemikiran yang mungkin bisa jadi masukan sebelum kita mengambil keputusan.

Tanpa bisa mengelak saya mengakui bahwa saya adalah orang yang beberapa kali meremove kontak. Saya juga yakin teman-teman yang lain juga pernah melakukannya.

Mengapa sampai meremove? Setidaknya ada 2 alasan atas tindakan ini yaitu: sebagai reaksi dan sebagai aksi

1. Meremove sebagai sebuah reaksi
Saya percaya sebagian besar orang meremove contactnya sebagai sebuah reaksi atas tindakan atau ucapan yang dilakukan oleh orang yang diremovenya. Dalam dunia nyata, bila kita tidak menyukai seseorang kita bisa menemukan banyak cara untuk menghindari dari pertemuan dan berkomunikasi dengan orang tersebut. Kita bisa mengambil jalan pintas atau jalan memutar agar tidak berjumpa dengan dia. Kita lakukan ini karena kita yakin bila kita berjumpa dengan orang tersebut akan lebih banyak mudoratnya daripada manfaatnya.

Beda dengan komunikasi di dunia maya, kita tidak bisa menghindari orang yang tidak menyenangkan selama dia masih kontak kita. Apapun yang dia ucapkan akan masuk ke inbox kita. Info-info negatif dan tidak menyenangkan harus kita terima mau atau tidak karena itulah kondisi komunikasi. Misalnya ada contact yang rajin menceritakan kegiatan pribadinya yang sebenarnya tidak perlu diketahui orang lain. Contohnya "aduh,,,,mas deny lagi ngambek, pengen nangis....". Bagi penulis mungkin hal ini adalah hal biasa tetapi tidak bagi semua kontak. Menceritakan hal pribadi bisa berpotensi bagi penerima berita untuk melanjutkan, menyebarkan, menambahi, menganalisa dlsb hingga akhirnya menjadi bahan gossip, bahkan bisa bermuara ke fitnah. Ini adalah contoh kecil, banyak contoh lain yang lebih besar bahkan menyangkut masalah agama yang bisa menimbulkan kesesatan dan perpecahan.

Singkat kata, orang meremove karena terpaksa untuk melindungi dirinya sendiri dari info-info yang tidak berguna yang bisa merusak iman, merendahkan moral, menyesakkan dada, menggangu pikiran, dll. Seperti kata pepatah "bila kita berteman dengan pandai besi, maka kita akan mencium bau apek keringat tetapi berteman dengan penjual parfum kita akan mencium aroma wangi"

Untuk analisa pertama ini saya tidak setuju bila meremove kontak disamakan dengan memutus silaturrahim sesama muslim.

2. Meremove sebagai sebuah Aksi.
Agak sulit untuk menguraikan tindakan ini, karena saya yakin tiap hilir pasti ada hulunya, tiap tindakan pasti ada sebabnya. Orang yang mendelete kontaknya tanpa sebab adalah sebuah tindakan yang tidak perlu. Mungkin mereka melakukannya dengan alasan karena kontaknya sudah terlalu banyak hingga kerap kali dia kehilangan berita yang penting dari sekian banyak berita yang tidak penting.

Alasan lain mungkin karena dia melakukannya karena mendapat info negatif dari orang lain hingga dia merasa tidak nyaman dan langsung mengambil aksi sepihak tanpa konfirmasi terlebih dahulu (korban gosip). Alasan lainnya lagi mungkin karena dia melakukannya dengan tanpa alasan yang jelas atau karena ingin menutup akun nya.

Untuk analisa kedua ini, anggapan sebagai tindakan memutus silaturrahim mungkin bisa dipertimbangkan. Namun tentu juga tergantung kepada bagaimana silaturrahim mereka sebelumnya ketika masih menjadi kontak. Jika tidak pernah berkomunikasi dan tidak lebih sebagai penambah jumlah kontak tetapi ketika diremove dia merasa keberatan, pertanyaannya silaturrahim mana yang diputus bila sebelumnya memang tidak ada silaturrahim.

Semoga analisa sederhana ini bisa memberi ide dan manfaat. jika terdapat kekeliruan mohon diluruskan.

16 komentar:

  1. kalo saya lebih karena merimup kontak karena tak ada silaturahim antara saya dengan ybs, walupun saya (sudah) berusaha untuk menjalin silaturahmi tersebut dan tak ada respond sama sekali. jadi, apakah tindakan saya ini reaksi ato aksi, dan apakah tindakan ini tercela (thinking)

    BalasHapus
  2. Kalo ngremove dibayar, dari dulu saia lakukan

    BalasHapus
  3. hmmm... kadang kalo terlalu banyak temen, misalnya diplurk, padahal sangat jarang bahkan tidak pernah sama sekali bersilaturohim rasanya kurang bermanfaat (menurut saya). malah kadang jadi ketinggalan dengan apa yang seharusnya dibaca.

    ya mungkin tinggal memilih, kualitas atau kuantitas... kalo bisa kuantitas yang berkualitas, itu yang bagus :-)

    BalasHapus
  4. Gak pernah ngeremove tuh *silangin 2 jari ke belakang*

    BalasHapus
  5. Trus apa bedanya kalau ada di list temen tapi ngomong aja ngga pernah ? apa list itu jaminan silaturahim ?

    BalasHapus
  6. blog kok banere link2communion (DOH)

    BalasHapus
  7. lha nek kontroversi pasang banner link2communion piye (LMAO)

    BalasHapus
  8. kalo ada yg ndak berkenan yo
    busek ae, busek...

    kalo ndak berkenan semua, yo dibusek semua...tinggal kita sendirian aja (ndevil_sangat)

    BalasHapus
  9. Saya ikut gerombolan pertama saja kayaknya .. biasanya untuk account dobel, diminta oleh yang punya, dan ada juga karena kurang sopan

    BalasHapus
  10. Assalamu'alaikum. Kalau saya meremove contact karena saya tidak kenal mereka. Kalau saya hitung-hitung, saya pernah meremove kurang lebih 35 orang. Itu karena saya merenungkan kalimat " Lebih baik di dunia maya punya temen sedikit tapi akrab, daripada punya teman banyak tapi tidak akrab". Kalau begitu, apakah saya bisa disebut memutuskan silaturahmi ?

    BalasHapus
  11. hmm... cuma pengalaman di plurk, bukan di-remove, tapi di-unfollow, soalnya tret dari orang ini cuma datang sekitar seminggu sekali, tapi isinya memaki-maki melulu sekalinya dia nge-plurk, banyak pula

    BalasHapus
  12. semoga komenku ndak di remuv :D

    BalasHapus
  13. tapi saya kok suka sama fb yaa n susah ngilainnya

    BalasHapus
  14. hmm kalau saya pribadi add yang kenal2 aja (just FB) jadi ya kalau g kenal, kenalan dulu jangan sampai ada di list teman tapi g pernah menyapa... apalagi disana kita berbagi informasi dengan orang lain... info pribadi tentang orang yang bersangkutan ataupun info tentang diri kita sendiri...

    jadi sampai sekarang Alhamdulillah belum pernah remove contact...

    BalasHapus