Jumat, 02 April 2010

Keep Eating, Keep Smooking

Di Indonesia, masalah utama kesehatan sangat related dengan rokok. Orang bilang Indonesia adalah syurga bagi perokok, saya membenarkan kalimat ini. Orang bisa merokok nyaris kapan saja dimana saja, di angkot, di kantor, dll, kita semua tahulah sehingga saya tidak perlu berpanjang lebar menggambarkan kebiasaan anak bangsa dan kita juga jangan terlalu heran bila sebagian besar masyarakat termasuk 'muslim' menentang pengharaman rokok oleh MUI.

Di Amerika, rokok bukan lagi issue menarik untuk dibahas, mungkin karena tingginya level pendidikan dan kesadaran kesehatan. Namun mungkin karena tidak merokok, mulut mereka malah diisi dengan makanan secara terus menerus dalam jumlah yang berlebihan. Jika kebiasaan orang Indonesia membuat mereka menjadi lebih kurus, kebiasaan makan orang Amerika membuat mereka mengalami kegendutan alias 'obesitas'. Seorang ahli kesehatan mengatakan bahwa obesitas tidak kalah bahayanya dengan merokok.

Dua kebiasaan makan ini tidak bisa kita lepaskan dari pengaruh media. Di Indonesia, iklan rokok berkeliaran dengan sangat bebas di layar kaca, dengan tema-tema iklan yang sangat menarik bahkan membuat image perokok sebagai pria perkasa, atletis, jantan dan disukai wanita. Jika ditanya lagi kita semua tahu bahwa image itu adalah bohong, tapi toh rokok tetap laris manis. Namun bila disimpulkan bahwa perokok adalah orang yang suka dibohongi mungkin mereka tidak terima.

Sebaliknya di Amerika, pola konsumsi yang berlebihan sangat identik dengan pola hidup mereka yang sangat dekat dengan layar kaca. Orang Amerika di kenal sebagai masyarakat pecinta televisi. Kebiasaan ini dilakukan dengan ngemil dan minum alkohol atau soda. Seorang peneliti menyimpulkan adanya kaitan adanya serangan jantung dengan lamanya waktu menonton.

Peran pihak industri rokok dan makanan sangat hebat, mereka tidak rela kehilangan konsumen. Walau rokok telah diharamkan tetapi mereka tetap eksis lewat segala macam cara agar rokok tetap dekat dengan kehidupan masyarakat. Demikian juga pihak industri makanan sangat gencar mengiklankan makanan-makanannya dengan kesan modern, bergizi, murah dan mewah sehingga yang gak makan dianggap kuno dan kampungan.

Well, merokok dan makan berlebihan, apalagi junkfood bukan lah budaya saya, saya tidak akan makan kalau belum lapar. Jika saya makan, tidaklah sampai terlalu kenyang.



3 komentar:

  1. makanlah sebelum lapar dan sudailah sebelum kenyang

    BalasHapus
  2. habis makan ga ngerokok kek keselek (lmao)

    obesitas masih menjadi penyakit yang paling ditakutin di negeri ituh (okok)

    BalasHapus
  3. merokoklah sebelum ditanyai malaikat kubur ...

    BalasHapus