
Jebolnya tanggul Situ Gintung sekitar jam 2 pagi, benar-benar menjadi musibah bagi perkampungan di bawahnya. Tragedi ini merupakan bukti ketidakharmonisan antara lingkungan dan manusianya. Manusia tidak pernah bijak dalam mengelola lingkungannya, terkesan rakus dan tamak.
Jika kita melihat kawasan Situ Gintung dari Google Earth, tampak sekali kepadatan bangunan yang mengelilinginya. Situ Gintung, yang merupakan salah satu situ penampung air, lama kelamaan akan tertekan oleh pembangunan disekelilingnya yang tidak terkendali, sehingga mengalami pendangkalan dan penyempitan yang berakibat tidak bisa lagi menampung air jika terjadi hujan lebat. Air yang tidak tertampung ini akan terus bergerak dan menjadi kekuatan yang sangat dinamis untuk bisa menjebol penahan-penahan yang ada disekelilingnya. Oleh karena itu sekuat apapun tanggul itu menahan, pada akhirnya akan jebol juga, tak kuasa menahan laju air yang mempunyai sifat dinamis. Dan celakanya, di sekitar tanggul yang letaknya di bawah Situ (seperti lembah), terdapat banyak bangunan pemukiman, yang dampaknya sudah kita lihat bersama di televisi.
Setiap musibah yang terjadi, pasti ada makna dibalik itu semua, kita diingatkan agar menjaga dan melestarikan lingkungan, karena di Indonesia ini banyak sekali daerah-daerah seperti Situ Gintung tersebut, hindari membuat bangunan di daerah yang mempunyai beda ketinggian seperti daerah tanggul Situ Gintung, hindari membuat bangunan di lereng-lereng bukit, hindari membuat bangunan di bawah jalur tegangan tinggi, jalur sempadan sungai, jalur sempadan laut, dan masih banyak lagi peraturan-peraturan membangun yang tentunya membutuhkan perhatian bersama semua kalangan. Pemerintah harus selalu mengecek dan mengawasi serta tegas dalam memberikan ijin pemanfaatan lahan, begitu pun warganya, harus ikut aktif memperhatikan keseimbangan lingkungannya.
Saya ikut perihatin, dan semoga yang terkena musibah diberikan kesabaran dan ketabahan.