Kamis, 30 April 2009

Transeksual Bukan Penyakit

Kemarin, saya membaca salah satu tulisan di ruang surat pembaca koran Kompas, Rabu, 29 April 2009 "...Transeksual Bukan Penyakit, Tidak Perlu Disembuhkan" tulisan tersebut ada diakhir kalimat kritikan si pembaca terkait acara Be A Man pada acara Global Tv. Saya tersentak seperti tak percaya, apakah saya salah pengetahuan atau si penulis yang tidak mau tahu tentang transeksual kenapa bisa menghinggap pada diri seseorang.

Untuk lengkapnya isi surat pembaca tertuang disini

Kemudian saya cari informasi, puter-puter dan tanya pada mbah Google, dan ketemulah link ini yang memberikan secercah pencerahan pada saya :

Transeksualisme adalah suatu kelainan identitas jenis kelamin yang nyata. Gambarannya berupa adanya suatu hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan tidak nyaman atau tidak sesuai dengan anatomi seksualnya dan menginginkan untuk memperoleh terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan. Diagnosa Transeksualisme dapat ditegakkan bila identitas transeksual ini sudah menetap minimal selama 2 tahun.

Jika sudah berbicara kelainan, berarti ada gangguan jiwa pada diri individu. Perlu diketahui manusia yang dilahirkan di bumi ini hanya ada dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan, selain itu tidak ada, lalu mengapa individu laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya?

Jawaban saya, sampai saat ini adalah karena ada pola asuh yang keliru atau salah asuh dari orang dewasa disekitarnya, perhatikan gambar berikut :

Individu lahir putih bersih dan suci, istilah psikologi adalah tabularasa.

Saya rasa yang paling dominan berperan dalam pertumbuhan dan perkembangannya adalah :

a. Lingkungan Keluarga

b. Lingkungan Masyarakat

c. Lingkungan Pendidikan

Individu bertingkah laku tidak jauh beda dengan lingkungan terdekat individu itu sendiri, pada dasarnya bukan pengobatan dalam artian khusus, akan tetapi terapi pada diri individu agar dapat berperan sesuai dengan jenis kelaminnya, klik Androginus.

Bagaimana menurut anda?





18 komentar:

  1. gak ngerti dech mas... mungkin hormon nya kale.... wkwkwkwk....

    tapi setuju juga dengan sampeyan ... pola asuh orang tua ... sangat mempengaruhi ....

    *nyidam nya emak pas hamil mempengaruhi juga gak ya ? hue he he he

    BalasHapus
  2. hormon dan genetik, pada saat awal mula kejadian bertemunya sel x dan y, dan lingkungan hanyalah sesuatu pengaruh eksternal yang tidak begitu mutlak berpengaruh....

    BalasHapus
  3. keturunan mungkin bisa juga berperan penting masalah penyakit dri trans seksual yang sekarang heboh...

    bijak mode on

    BalasHapus
  4. saya tidak bisa berkomentar karena tidak mengalami sendiri

    BalasHapus
  5. ya saya ngga begitu mengerti sama perasaan waria,

    mungkin karena mereka kebanyakan bergaul sama perempuan kali, jadinya begitu

    BalasHapus
  6. wah...gag ngerti
    bukan psikolog

    BalasHapus
  7. salut mas, sampeyan akhre nemu lan nggawe tulisan ini...
    *bersyukur lukman wis normal meneh*
    wakakakkkk

    BalasHapus
  8. anak itu tergantung orang tuanya

    dia lahir dalam keadaan fitrah

    ayah dan ibunya-lah yang akan memberikan warna bagi kehidupannya kelak

    BalasHapus
  9. begin
    anak:=titipan_Allah;
    anak_jadi_banci:=ortu_krg_mndidik;
    ortu_krg_mndidik:=g_mnjga_titipan_Allah;
    g_mnjga_titipan_Allah:=masuk_neraka;
    masuk_neraka:=jgn_smp_deh(amiin);
    end

    BalasHapus
  10. konon di Surabaya ada rumah sakit yang sukses melakukan operasi transexual ala di Thailand..
    mau mau mau ?..he he

    BalasHapus
  11. kalo saat ini sepertinya sudah manjadi gaya hidup
    :)

    BalasHapus
  12. opa,, jangan ikut2an yaa..

    kalo saya rasa sepakat sama rusa bawean, sekarang transsex dah jadi gaya hidup yang emang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.,

    BalasHapus
  13. Ah, kian aneh saja masa akhir jaman ini.

    Ada yang merasa bahwa masalah gender, masalah sexual itu mirip nancepin mouse di komputer.......Plug n play. Merasa ga cocok, gak nyaman tinggal lari ke ruang bedah, ganti organ kelamin n selesai.

    Mungkin mereka lupa bahwa dunia ini adalah sawah ladang mereka, tempat berjuang memenuhi seruan sang Kholiq.

    Ini bukan masalah hati nurani, bukan masalah hak azasi juga bukan masalah hormon diri. Ini masalah adaptasi dengan partisi yang digariskan Illahi.........Jadi perempuan atau lelaki sebagaimana saat masih bayi.

    Seorang anak dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih. Orang tuanya lah yang menjadikan ia Yahudi, nasrani ataupun majusi........

    BalasHapus
  14. bener kui, pengaruh lingkungan yang dominan

    BalasHapus
  15. Ini pilihan™ :)

    BalasHapus
  16. Memang benar..., transexual bukan penyakit...

    Tapi karma dan kutukan...

    BalasHapus