Jumat, 12 Juni 2009

Hari Merdeka akan tiba

Kemerdekaan Indonesia ditebus dengan banyak pengorbanan. Layak kiranya Bangsa Indonesia merayakannya sepanjang bulan Agustus. Sangat berbeda dengan bangsa lain yang kemerdekaannya diperoleh dengan hadiah atau
pemberian, Malaysia misalnya.

Tahun ini, bulan Agustus bertepatan dengan bulan Ramadhan, saatnya berpuasa bagi muslim. Karenanya, perayaan dimajukan. Seperti biasa, masyarakat diwajibkan menyumbang untuk membiayai aneka lomba dan pesta di tingkat RT, RW, Desa / Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten / Kodya / Kotif dan Propinsi.

Lomba dan pesta seringkali dimaknai masyarakat sebagai rasa bersyukur atas karunia kemerdekaan. Aku juga setuju dan merayakannya.Sayangnya, lomba dan pesta seringkali dimaknai sebagai kesempatan korupsi dan menipu masyarakat oleh para pejabat. Dengan iming - iming penghargaan (selembar piagam dll), para pejabat menyelenggarakan lomba yang menguntungkan diri mereka sendiri. Ada lomba kebersihan dan kerapian lingkungan, jalan dan sungai. Ada juga lomba keaktifan PKK, didalamnya ada arisan, taman TOGA, posyandu dll.

Masyarakat didorong untuk iuran guna membiayai lomba itu. Pak Lurah senang, pembangunan di kelurahannya berjalan. Pak Camat senang, pembangunan berhasil. Pak Bupati senang, pembangunan berjalan tanpa keluar uang, justru sebaliknya: uang pembangunan masuk ke kantongnya karena sudah didanai secara swadaya oleh masyarakat. Jutaan bahkan milyaran uang dikeluarkan masyarakat untuk mendanai pembangunan (dan korupsi) dengan label perayaan kemerdekaan.

Ada keinginan untuk merayakan hari kemerdekaan dengan cara yang sedikit berbeda. Sama - sama keluar uang tapi tidak ada yang perlu merasa ditipu. Dan manfaatnya jauh lebih besar ketimbang bertingkah seperti badut dalam karnaval.

1. Iuran beli komputer dan pasang internet. Kumpulkan buku bekas. Maka jadilah Tempat Belajar Masyarakat atau Kelompok Belajar bagi anak - anak.

2. Iuran membangun pembangkit listrik tenaga matahari dan angin.

Sayangnya, ide seperti ini tidak ada dalam Daftar Isian Proyek (DIP) pemerintah, sehingga tidak membuka peluang korupsi. Karenanya, kegiatan semcam ini harus ada ijinnya terlebih dahulu. Haaaaaa? Ijin??????



8 komentar:

  1. jane ki pemrintah opo preman to ya..

    BalasHapus
  2. Tanya dulu ma pemerinth..bentar lagi dikelarin ijinnya hahaha...

    BalasHapus
  3. merdeka tapi apa masih terkungkung lilitan ekonomi yang dahsyat menggungcang Indonesia dari dulu?

    BalasHapus
  4. Hai..hai...

    selamat yaa,, kamu dapa bertuah AWARD 2009.
    untuk lengkapnya bisa lihat di blog ku:
    http://nurannisaa7.wordpress.com/2009/06/11/award-pertama-nih

    semoga dengan award ini, bisa mempererat tali silaturahim dan menjadi penyemangat untuk lebih sering berbagi.. :D

    goodLuck

    -orangeholic-

    BalasHapus
  5. Ning nggonaku pitulasan wis bar mas...

    BalasHapus
  6. ijin ra ijin ra penting bagiku....
    yg penting BURUH TANI HARUS DIPERSENJATAI... kuwi harga mati....

    *dipersenjatai dengan laptop, modem, flashdisk*

    BalasHapus
  7. semoga dengan bertepatannya agustusan dengan ramadhan membuat para calon koruptor berpikir sejuta kali. pilih uang korupsi apa puasa? itu pun kalao mereka masih beragama.

    BalasHapus